Jumat 14 Aug 2020 19:47 WIB

Operasi TMC di Sumsel Dilakukan Hingga September

Operasi TMC Siaga Darurat Karhutla dilakukan sebagai antisipasi puncak musim kemarau.

Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) yang dilakukan oleh TNI AU, BPPT, BNPB, dan BMKG. Ilustrasi
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) yang dilakukan oleh TNI AU, BPPT, BNPB, dan BMKG. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Tim Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BBTMC-BPPT) melakukan operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) siaga darurat kebakaran hutan dan lahan di wilayah Sumatera Selatan termasuk provinsi sekitarnya hingga September 2020. Operasi mendatangkan hujan buatan itu dilakukan bekerja sama dengan KLHK, BNPB, TNI-AU, dan BMKG.

"Operasi TMC Siaga Darurat Karhutla dilakukan sebagai antisipasi puncak musim kemarau Agustus-September 2020 agar tidak terjadi bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) secara masif yang dapat mengganggu berbagai aspek kehidupan masyarakat," kata Koordinator Lapangan BBTMC Posko TMC Palembang, Dwipa W Soehoed di Palembang, Jumat (14/8).

Dalam operasi TMC yang dipusatkan di posko Lanud Sri Mulyono Herlambang, Palembang, pihaknya menggunakan pesawat CN-295 milik TNI-AU agar dapat menjangkau wilayah lebih luas hingga Provinsi Jambi.

Dia menjelaskanTMC merupakan suatu upaya intervensi manusia pada sistem awan untuk mengkondisikan cuaca meningkatkan intensitas curah hujan atau mempercepat proses hujan.

Teknologi modifikasi cuaca dilakukan dengan meniru proses alamiah yang terjadi di dalam awan.

Sejumlah partikel higroskopik yang dibawa dengan pesawat ditambahkan langsung ke dalam awan jenis Comulus (awan hujan) agar proses pengumpulan tetes air di dalam awan segera dimulai.

Dengan berlangsungnya pembesaran tetes secara lebih efektif maka proses hujan menjadi lebih cepat dan menghasilkan hujan yang lebih banyak.

Bahan semai yang digunakan untuk modifikasi cuaca adalah garam (NaCl) berbentuk serbuk dengan ukuran butir yang sangat halus (orde mikron), ujarnya.

Sementara sebelumnya Gubernur Sumsel Herman Deru mengatakan pihaknya mulai melakukan hujan buatan antisipasi karhutla didukung tim TMC BPPT bersama KLHK, BNPB, TNI-AU, dan BMKG.

Dalam kegiatan TMC pada Rabu (12/8), pesawat yang ditugaskan untuk menebar garam sebanyak dua ton di atas wilayah sejumlah daerah rawan karhutla dengan hasil yang cukup baik sejumlah daerah Sumsel diguyur hujan.

"Alhamdulillah hujan mulai turun dengan TMC, melalui upaya tersebut diharapkan karhutla di Sumsel pada musim kemarau tahun 2020 ini bisa diminimalkan sehingga terhindar dari bencana kabut asap," ujar Herman.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement