In Picture: Ratusan Dokter di Korsel Protes Kebijakan Pemerintah
Asosiasi Medis Korea menentang penambahan pelatihan dokter saat peningkatan infeksi.
Rep: Nur Aini/ Red: Mohamad Amin Madani
Para dokter menghadiri unjuk rasa menentang kebijakan medis pemerintah di Seoul, Korea Selatan, Jumat (14/8/ 2020). (FOTO : AP / Ahn Young-joon)
Para dokter memberi hormat kepada bendera nasional mereka dengan tangan selama unjuk rasa menentang kebijakan medis pemerintah di Seoul, Korea Selatan, Jumat (14/8/ 2020). (FOTO : AP / Ahn Young-joon)
Para dokter menghadiri unjuk rasa menentang kebijakan medis pemerintah di Seoul, Korea Selatan, Jumat (14/8/ 2020). (FOTO : AP / Ahn Young-joon)
Para dokter memberikan penghormatan kepada para korban yang meninggal setelah terinfeksi virus corona dalam unjuk rasa menentang kebijakan medis pemerintah di Seoul, Korea Selatan, Jumat (14/8/ 2020). (FOTO : AP / Ahn Young-joon)
Para dokter memberi hormat kepada bendera nasional mereka dengan tangan selama unjuk rasa menentang kebijakan medis pemerintah di Seoul, Korea Selatan, Jumat (14/8/ 2020). (FOTO : AP / Ahn Young-joon)
Seorang dokter mengacungkan poster dalam unjuk rasa menentang kebijakan medis pemerintah di Seoul, Korea Selatan, Jumat (14/8/ 2020). (FOTO : AP / Ahn Young-joon)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ratusan dokter mengikuti aksi unjuk rasa menentang kebijakan medis pemerintah di Seoul, Korea Selatan, Jumat (14/8/ 2020).
Asosiasi Medis Korea, mewakili hampir 130.000 dokter, telah menyerukan pemogokan umum pada Jumat (13/8) untuk menentang rencana meningkatkan kuota mahasiswa di fakultas kedokteran untuk meningkatkan lebih banyak dokter dalam upaya memenuhi tuntutan kesehatan, lansir Kantor Berita Yonhap.
Hampir 7.000 dari 33.000 rumah sakit dan klinik di seluruh negeri melaporkan akan menutup layanan mereka pada Jumat. Langkah itu terjadi ketika Korea Selatan mengalami lonjakan infeksi lokal Covid-19 dengan 47 kasus baru pada Kamis, jumlah tertinggi dalam sebulan terakhir.
Advertisement