REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan menata ulang rute penerbangan dan fungsi bandara internasional. Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub, Novie Riyanto mengatakan penataan itu memungkinkan sejumlah bandara internasional menjadi infrastruktur startegis berupa Super Hub.
"Kita akan menata ulang rute penerbangan dan bandara internasional dalam rangka mengubah strategi yang sifatnya major. Sehingga, tidak perlu terlalu banyak bandara internasional," kata Novie dalam webinar bertajuk Transportasi untuk Merajut Keberagaman, Jumat (14/8).
Novie menjelaskan, salah satu bandara yang akan menjadi Super Hub yaitu Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali sebagai Super Hub Pariwisata. Bali akan terkoneksi dengan lima kawasan besar seperti Australia, Eropa, Asia, Afrika, dan Amerika Selatan.
Untuk merealisasikan rencana tersebut, kapasitas bandara Bali akan ditingkatkan dari yang saat ini hanya 35-37 juta penumpang menjadi 50 juta penumpang. Seiring sebagai Super Hub pariwisata, bandara di Bali nantinya juga diharapkan bisa melayani kebutuhan logistik.
"Kita tahu dengan banyaknya pariwisata maka akan terjadi juga banyak logistik yang datang ke situ, baik komoditas kerajinan dan sebagainya, ini semua akan kita support," tutur Novie.
Novie mengatakan, pengembangan Super Hub saat ini sedang dalam tahapan studi. Menurutnya, Kemenhub juga akan melakukan koordinasi dengan para pemangku kepentingan termasuk Badan Usaha Milik Negara dan pelaku industri penerbangan untuk mematangkan konsep Super Hub.
Di sisi lain, Novie menambahkan, Kemenhub juga akan mengembangkan bandara-bandara untuk bisa bisa mendukung Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Langkah itu akan mendorong setiap daerah saling bantu dalam memenuhi kebutuhan pokok.
"Misal satu daerah kelebihan beras, kelebihan ini bisa didistribusikan ke daerah yang kekurangan," ujarnya.