Jumat 14 Aug 2020 22:58 WIB

Sayap Ayam Beku di China Positif Covid-19, Bisa Menular?

Sayap ayam beku tersebut merupakan produk impor asal Brasil.

Rep: Puti Almas/ Red: Reiny Dwinanda
Ilustrasi virus corona dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat. Virus penyebab Covid-19 ditemukan ada pada produk sayap ayam beku asal Brasil di China.
Foto: CDC via AP, File
Ilustrasi virus corona dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat. Virus penyebab Covid-19 ditemukan ada pada produk sayap ayam beku asal Brasil di China.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah studi menunjukkan virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) dapat bertahan di permukaan benda, termasuk bahan-bahan kemasan suatu produk untuk jangka waktu tertentu, tergantung kondisi seperti suhu, kelembapan, dan jenis bahan itu sendiri. Sebelumnya, di Shenzen, China terdapat sayap ayam yang ditemukan positif terpapar virus penyebab Covid-19.

Hal ini membuat pihak berwenang di kota tersebut memperingatkan agar masyarakat berhati-hati saat membeli produk makanan impor yang dibekukan. Menurut pernyataan pejabat Shenzen, sayap ayam itu berasal dari Santa Catarina, Brasil.

Dalam insiden serupa yang dilaporkan sebelumnya di China, terdapat kemasan makanan laut beku impor dinyatakan membawa virus penyebab Covid-19.  Dalam kasus saat ini, semua orang yang mungkin telah melakukan kontak dengan produk tersebut telah dites negatif untuk virus corona jenis baru.

Di antara sampel makanan laut beku yang pernah dites positif Covid-19 adalah udang dari Ekuador. Jadi, seberapa umum kemasan makanan terkontaminasi dan bagaimana dengan makanan itu sendiri? Timbul juga pertanyaan haruskah orang-orang di seluruh dunia mengambil tindakan pencegahan tambahan?

Virus corona jenis baru dapat bertahan pada bahan kemasan untuk jangka waktu yang dapat berlangsung dari beberapa jam hingga beberapa hari tergantung pada suhu, kelembapan, dan jenis bahan. Di atas plastik atau kertas, virus ini dapat bertahan hingga lima hari.

Namun, kabar baiknya adalah, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tertular virus dari kemasan makanan atau makanan sangat tidak mungkin. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika juga percaya bahwa risiko infeksi melalui cara ini dianggap sangat rendah.

Covid-19 tentu saja mungkin menyebar dengan menyentuh benda atau permukaan makanan yang terkena virus, lalu menyentuh hidung, mulut, atau mata. Tapi, penularan melalui bahan makanan tidak diyakini sebagai salah satu cara utama penyebaran penyakit.

“Sampai saat ini tidak ada bukti virus yang menyebabkan penyakit pernapasan ditularkan melalui makanan atau kemasannya. Virus corona jenis baru tidak bisa berkembang biak dalam makanan, mereka membutuhkan hewan atau inang manusia untuk berkembang biak,” ujar pernyataan WHO, dilansir Times Now News, Jumat (14/8).

Para ahli mengatakan, hampir dapat dipastikan bahwa produk makanan seperti itu terkontaminasi selama proses pengemasan. Secara teoretis, virus dapat bertahan hidup jika produk dibekukan.

Namun, tidak jelas apakah materi virus corona jenis baru seperti yang ditemukan di sayap ayam, memiliki kemampuan untuk menginfeksi seseorang. Ada kemungkinan bahwa tes yang dilakukan pada sampel tersebut mengambil RNA dari virus mati yang tidak mampu menyebabkan infeksi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement