Sabtu 15 Aug 2020 02:40 WIB

Dinkes Tulungagung Klarifikasi Klaster Pembelajaran Luring

Dinkes sebut informasi viral soal klaster pembelajaran luring keliru.

Ilustrasi.
Foto: Prayogi/Republika
Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, TRENGGALEK, JATIM -- Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, mengklarifikasi kabar yang menyebutkan adanya klaster penyebaran Covid-19 dari pembelajaran luring (luar jaringan) di daerah itu.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung dr Kasil Rokhmad, Jumat (15/8), mengatakan informasi yang beredar dan viral melalui pemberitaan sejumlah media daring secara paralel dipastikan keliru dan tanpa sumber yang jelas.

"Memang benar ada siswa peserta pembelajaran luring di wilayah Pagerwojo yang terkonfirmasi positif Covid-19. Namun itu dialami bukan karena tertular dari peserta luring lain, dan juga tidak menularkan ke siswa lain," kata dr Kasil.

Siswa berinisial ERZ berusia 9 tahun tersebut sesuai hasil penelusuran tim epidemologi Dinkes Tulungagung, tertular Covid-19 dari ayah kandungnya yang hendak berangkat ke Brunei Darussalam sebagai pekerjamigran.

"Kami sudah lakukan tes usap terhadap orang tersebut dan keluarganya. Dan pada 5 Agustus hasilnya keluar dengan keterangan satu orang positif tertular dari bapaknya yang PMI," papar Kasil.

Ayahanda ERZ lebih dulu terdeteksi probabel Covid-19 setelah hasil tes cepat saat skrining untuk persyaratan berangkat bekerja ke Brunei melalui sebuah PJTKI di Ponorogo, dinyatakan reaktif.

Kemudian pada 3 Agustus, GTPP Covid-19 Tulungagung melakukan penelusuran pada keluarganya dengan hasil diketahui salah satu anak calon buruh migrant ini positif Covid-19.

Begitu mengetahui ERZ positif corona, pelacakan dilanjutkan terhadap terhadap ERZ dan lingkungannya, termasuk lima orang temannya yang sekelompok dalam pembelajaran luring plus dua guru pendamping.

Namun hasil tes cepat maupun tes usap terhadap enam peserta pembelajaran luring ini (empat siswa dan dua guru), tak satupun yang hasilnya terkonfirmasi positif.

"Untuk klaster ini berhenti. Kami juga sudah melakukan tes cepat terhadap tetangga-tetangganya hasilnya negatif, sehingga ini tidak ada kaitannya dengan pembelajaran luring," kata dr. Kasil.

Dari keterangan dan hasil uji sampel usap PCR itulah bisa diambil kesimpulan bahwa ERZ tidak tertular dari pembelajaran luring, namun dari ayahnya.

ERZ juga tidak menularkan ke lima teman dan dua gurunya. Dengan adanya kabar ini, pembelajaran luring yang sempat dihentikan sementara akan diperbolehkan lanjut dengan protokol kesehatan.

Pembelajaran luring, lanjut Kasil, tetap direkomendasikan oleh Dinkes dan GGTP Covid-19 Tulungagung dengan syarat diberlakukan protokol kesehatan ketat.

Kondisi wilayah Tulungagung yang sebagian berkontur pegunungan membuat model pembelajaran daring tidak sepenuhnya berjalan efektif. Adanya banyak titik blank spot membuat pembelajaran luring pengganti pembelajaran tatap muka di sekolah tetap diperlukan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement