REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat tata kota Universitas Trisakti Yayat Supriatna menilai alokasi anggaran infrastruktur Kementerian PUPR yang cukup besar pada RAPBN 2021 adalah kebijakan yang tepat. Infrastruktur pasalnya merupakan tulang punggung pertumbuhan ekonomi.
"Infrastruktur itu tulang punggung pertumbuhan ekonomi, kenaikan satu persen anggaran dari infrastruktur itu bisa akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi sebesar satu persen juga," kata Yayat, Jumat (14/8).
Menurut dia, Indonesia akan menghadapi kendala jika memiliki infrastruktur yang buruk karena biaya operasional, biaya transportasi, kemudian biaya logistik akan menjadi sangat mahal. "Ketika semuanya mahal itu kita udah kalah tidak bisa berkompetisi lagi dengan negara lain yang memiliki infrastruktur bagus," katanya.
Menurut keterangan resmi mengenai RAPBN 2021 yang dirilis oleh Kementerian Keuangan, total anggaran infrastruktur untuk tahun 2021 sebesar Rp 414 triliun yang diarahkan untuk penyediaan layanan dasar, peningkatan konektivitas, serta dukungan pemulihan ekonomi.
Kebijakan infrastruktur yang akan dijalankan pemerintah pada tahun 202. Antara lain melanjutkan pembangunan infrastruktur pascapandemi COVID-19 melalui penguatan infrastruktur digital dan mendorong efisiensi logistik dan konektivitas. Kemudian diarahkan dalam bentuk infrastruktur padat karya yang mendukung kawasan industri dan pariwisata.