Sabtu 15 Aug 2020 12:05 WIB

Satgas Covid-19: Disiplin Kunci Cegah Penyebaran Virus

Hingga kini vaksin virus Covid-19 belum ditemukan.

Satgas Covid-19: Disiplin Kunci Cegah Penyebaran Virus. Kepala BNPB selaku Ketua Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo (tengah).
Foto: ANTARA/Aprillio Akbar
Satgas Covid-19: Disiplin Kunci Cegah Penyebaran Virus. Kepala BNPB selaku Ketua Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo (tengah).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Letjen TNI Doni Monardo mengatakan perilaku disiplin penerapan protokol kesehatan masih menjadi kunci memutus mata rantai penyebaran Covid-19 karena hingga kini vaksin penyembuhan virus tersebut belum ditemukan.

"Hanya kalau kita bisa melakukan perubahan perilaku dengan disiplin, disiplin dan disiplin serta patuh protokol kesehatan maka kita akan mampu memutus mata rantai penularan," kata dia saat menjadi pemateri pada diskusi daring yang dipantau di Jakarta, Sabtu (15/8).

Baca Juga

Perilaku disiplin dan menerapkan protokol kesehatan menjadi alat atau kekuatan utama yang dimiliki masyarakat Indonesia karena sampai saat ini obat Covid-19 belum ada. "Vaksin pun baru bisa efektif beberapa bulan ke depan," katanya.

Menjelang vaksin benar-benar ditemukan dan dapat diproduksi massal, maka akan ada sejumlah kemungkinan yang masih bisa terjadi. Ia menjelaskan perubahan perilaku yang diminta untuk diterapkan masyarakat tadi juga merujuk pada kesadaran kolektif dan peran dari seluruh komponen bangsa.

"Ada 63 persen keberhasilan kita dalam menangani Covid-19 adalah di bidang sosialisasi," ujar dia.

Oleh karena itu, peran komunikasi publik adalah hal yang mendasar dan memiliki peranan besar dalam upaya memutus mata rantai penyebaran virus. Mengacu pada pentingnya komunikasi publik tersebut, Doni mengingatkan sebuah kalimat "kenali dirimu, kenali musuhmu. Seribu kali kau akan menang, seribu kali kau berperang, seribu kali kau akan menang".

Penggalan kalimat-kalimat tersebut, ujarnya, relevan disandingkan dengan keadaan saat ini. Tujuannya agar masyarakat paham betapa bahayanya virus corona.

Covid-19 memang berbahaya,tetapi proses seseorang terpapar itu karena ada yang membawanya, yaitu manusia. Oleh karena itu, butuh upaya memutus penyebaran yang bisa menciptakan kesehatan masyarakat.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement