Sabtu 15 Aug 2020 14:40 WIB

Insiden Mumtaz Rais, Nawawi: Tidak Ada Maaf Memaafkan

Nawawi meneruskan laporan ke pihak kepolisian Bandara Soetta.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Agus Yulianto
Nawawi Pomolango
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Nawawi Pomolango

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Nawawi Pomolango akhirnya angkat bicara terkait insiden dirinya dengan putra mantan Ketua MPR Amien Rais, Mumtaz Rais dalam penerbangan GA 643 Rute Gorontalo - Makassar - Jakarta pada Kamis (13/8). Diketahui, dalam penerbangan tersebut, Nawawi sedang dalam perjalanan dinas kegiatan koordinasi pemberantasan korupsi dengan APH dan APIP di wilayah Provinsi Gorontalo yang dilaksanakan pada tanggal 9 Agustus sampai 12  Agustus 2020.

"Kalau ada yang saya merasa perlu sampaikan, mungkin lebih tertuju pada penyataan 'beberapa pihak' bahwa seakan urusan 'telah selesai di atas pesawat' tapi saya kemudian meneruskan laporan ke pihak kepolisian bandara Soetta karenanya saya ingin mengklarifikasi hal tersebut," ujar Nawawi saat dikonfirmasi, Sabtu (15/8).

Nawawi mengatakan, dirinya merasa tergerak untuk ikut mengingatkan Mumtaz Rais di dalam pesawat Alasannya, dikarenakan ia dengan Mumtaz Rais berada di deretan kursi penumpang yang sama.

"Yang bersangkutan di 6A dan saya 6K, dan tidak ada orang lain lagi di barisan kursi tersebut. Bahwa komunikasi telepon yang dilakukan yang bersangkutan, berlangsung di saat pesawat sedang melakukan pengisian bahan bakar di bandara Makasar," terang Nawawi.

Terlebih, sambung Nawawi, Mumtaz Rais saat itu berkomunikasi dengan suara yang keras dan dirasakan Nawawi sangat mengganggu hak kenyamanan yang seharusnya ia peroleh sebagai sesama penumpang. 

"Saya ikut mengingatkan yang bersangkutan setelah upaya berulang awak kabin untuk meminta yang bersangkutan berhenti menelepon tidak diindahkan yang bersangkutan. Kalimat awal yang saya ucapkan untuk ikut mengingatkan yang bersangkutan hanyalah 'mas, tolong dipatuhi aja aturannya'," ujar Nawawi.

Menurut Nawawi, saat kejadian tersebut tidak pernah ada istilah "maaf-memaafkan" antara dirinya dengan Mumtaz Rais. "Bahkan yang bersangkutan meski telah ditenangkan awak kabin dan rekannya, masih terus mengucapkan kata "pahlawan kesiangan", dan saya hanya menyampaikan, saya akan meneruskan urusannya ke pihak berwenang di bandara, jadi yang bersangkutan sangat mengetahui kalau saya akan menyampaikan laporan tersebut," ujar Nawawi.

Nawawi menambahkan saat itu ada pihak lain yang merupakan teman Mumtaz Rais, yang saat hendak turun pesawat mengucapkan permohonan maaf kepada dirinya. Namun, Mumtaz Rais sendiri telah buru-buru turun tanpa tegur sapa apapun. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement