Ahad 16 Aug 2020 03:26 WIB

Pemkab Trenggalek Gabungkan Metode Belajar Luring dan Daring

Penggabungan dua metode untuk mengakomodasi siswa yang tidak memiliki akses internet.

Red: Nidia Zuraya
Sejumlah siswa mengerjakan tugas sekolah secara daring di rumah. ilustrasi
Foto: ANTARA /Arif Firmansyah
Sejumlah siswa mengerjakan tugas sekolah secara daring di rumah. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, TRENGGALEK -- Pemerintah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur berinisiatif menggabung dua metode pembelajaran selama pandemi Covid-19, yakni daring dan luring. Penggabungan dua metode ini sebagai upaya mengakomodasi hak pendidikan bagi siswa yang tidak memiliki akses internet.

"Kami menyebut sistem pembelajaran ini dengan istilah metode bauran. Yakni sistem pembelajaran tatap muka namun hanya kepada sekelompok kecil siswa sementara kelompok lain mengikuti pembelajaran secara daring," kata Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin di Trenggalek, Sabtu (15/8).

Baca Juga

Terobosan kebijakan itu, kata dia, terinspirasi dari pidato Presiden Joko Widodo yang mendorong semua elemen bangsa agar menjadikan krisis pandemi Covid-19 sebagai momentum mencapai kemajuan.

"Coba bayangkan ada peserta didik yang tidak memiliki (akses, red) internet. Mereka menjadi minder. Bagaimana anak yang tumbuh dalam keminderan karena memiliki orang tua atau keluarga yang mungkin beli ponsel atau pulsa saja tidak mampu, kira-kira pendidikan kita akan membangun anak seperti apa," kata Bupati Nur Arifin saat memulai metode pembelajaran bauran di SMPN 1 Watulimo.