Ahad 16 Aug 2020 04:12 WIB

Sumsel Manfaatkan Hujan Buatan Antsipasi Karhutla

Sumsel memiliki kawasan hutan dan lahan gambut cukup luas.

Red: Nidia Zuraya
Kebakaran lahan di Sumatra Selatan. ilustrasi
Foto: Antara/Nova Wahyudi
Kebakaran lahan di Sumatra Selatan. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Provinsi Sumatera Selatan yang memiliki kawasan hutan dan lahan gambut cukup luas, lebih dari 3,5 juta hektare, memiliki risiko tinggi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada setiap musim kemarau.

Memasuki musim kemarau pada 2020 yang puncaknya diprediksi BMKG terjadi pada Agustus hingga September, Pemerintah Provinsi Sumsel dan beberapa kabupaten/kota lainnya yang tergolong rawan karhutla mulai meningkatkan kewaspadaan terjadinya kebakaran pada kawasan hutan serta lahan pertanian dan perkebunan yang ada di wilayah mereka.

Baca Juga

Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru memerintahkan petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) secara maksimal melakukan pencegahan terjadinya kebakaran hutan dan lahan pada musim kemarau tahun ini. Upaya pencegahan itu untuk membuat daerah setempat terhindar dari bencana kabut asap yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan dan berbagai aktivitas masyarakat.

"Untuk melakukan pencegahan karhutla secara maksimal, BPBD harus mengerahkan seluruh kekuatan dalam melakukan pengawasan dan penanggulangan kebakaran di daerah rawan," kata dia.