REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski masih berumur jagung, Partai Berkarya sudah harus menelan pil pahit, dua kenyataan buruk sekaligus.
Selain gagal lolos parliamentary threshold, Berkarya juga tengah mengalami dua kepengurusan. Kepengurusan Tommy Soeharto dikudeta rekannya sendiri yaitu Muchdi Purwoprandjono yang memproklamirkan sebagai ketua umum baru.
Banyak spekulasi terkait musabab munculnya dualisme di Partai Berkarya. Pemerintah yang tengah berkuasa melalui Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham), disebut-sebut ikut andil. Namun juga ada yang berpendapat bahwa lemahnya Tommy sebagai pemimpin partai menjadi penyebabnya.
"Kisruh Berkarya hanya bisa dilihat sebagai kegagalan konsolidasi internal, sekaligus menandai lemahnya Tommy sebagai nakhoda, sehingga tidak cermat membaca tokoh-tokoh yang masuk untuk meredupkan, bukan justru membangun," ujar pengamat politik Dedi Kurnia Syah saat dihubungi Republika.co.id. Sabtu (15/8).