REPUBLIKA.CO.ID, Empat hari mendatang, umat Islam akan memasuki bulan Muharam. Ajaran Islam menggunakan sistem 12 bulan dalam satu tahun hijriah. Dari 12 bulan ternyata ada empat bulan khusus dengan jaminan lipatan pahala jika berbuat kebaikan selama kurun waktu itu.
Ajaran Islam menganjurkan Muslim berbuat kebaikan lebih banyak di empat bulan khusus. Berdasarkan HR. Al Bukhari, Rasulullah pernah menyebutkan bulan khusus terdiri dari Rajab, Dzulqa’dah, Dzulhijjah dan Muharram.
"Zaman (masa) terus berjalan dari sejak awal penciptaan langit dan bumi. Satu tahun ada dua belas bulan di antaranya ada empat bulan haram (suci), tiga bulan berurutan, yaitu Dzul Qa’dah, Dzul Hijjah dan al-Muharam serta Rajab yang berada antara Jumadil (akhir) dan Sya’ban,".
Hadits Rasulullah diperkuat dari QS At Taubah ayat 36 yang mengonfirmasi adanya empat bulan khusus dalam ajaran Islam. Selain anjuran beribadah, Muslim dilarang berbuat dosa terutama selama empat bulan itu karena kadar kemuliaan di dalamnya.
Bahkan perang di zaman Rasulullah akan dihentikan ketika masuk empat bulan tersebut. Sehingga alangkah bijaknya jika pemimpin Muslim di masa sekarang mengikuti apa yang dilakukan Rasululloh agar tak menyulut konflik di sepanjang empat bulan suci.
"Sesungguhnya jumlah bulan di sisi Allah adalah dua belas bulan (yang telah ditetapkan) di dalam kitab Allah sejak menciptakan langit dan bumi. Di antara dua belas bulan tersebut terdapat empat bulan yang suci. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kalian menzhalimi diri kalian pada bulan-bulan (suci) tersebut," (QS At Taubah ayat 36).