Ahad 16 Aug 2020 12:12 WIB

Rouhani Marah UEA Normalisasi Hubungan dengan Israel

Iran mengutuk keras normalisasi hubungan UEA dan Israel

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Presiden Iran Hassan Rouhani
Foto: Iranian Presidency Office via AP
Presiden Iran Hassan Rouhani

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Presiden Iran, Hassan Rouhani mengatakan, Uni Emirat Arab (UEA) telah membuat kesalahan besar karena membuat kesepakatan untuk menormalisasi hubungan dengan Israel. Dalam pidato pada Sabtu (15/8), Rouhani mengutuk keras kesepakatan itu dan menyebut UEA telah melakukan pengkhianatan kepada negara-negara Teluk.

“Mereka (UEA) sebaiknya berhati-hati. Mereka telah melakukan kesalahan besar, tindakan pengkhianatan. Kami berharap mereka akan menyadari ini dan meninggalkan jalan yang salah ini, ”kata Rouhani dengan nada marah.

Baca Juga

Rouhani memperingatkan UEA telah melanggar kesepakatan karena mengizinkan Israel menjadi pijakan di wilayah Teluk. Rouhani mengatakan, kesepakatan itu bertujuan sebagai alat bagi Presiden Donald Trump, agar dapat kembali memenangkan pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) yang digelar pada November mendatang. Hal itu merujuk pada fakta bahwa pengumuman normalisasi hubungan UEA-Israel dilakukan di Washington.

“Lalu mengapa itu terjadi sekarang? Jika bukan kesepakatan yang salah, mengapa kemudian diumumkan di negara ketiga, di Amerika? Jadi seorang pria di Washington memenangkan suara, Anda mengkhianati negara Anda, rakyat Anda, Muslim dan dunia Arab?," ujar Rouhani.

Iran kerap menyebut kekuatan militan dan negara-negara kawasan yang menentang Israel dan AS sebagai front "perlawanan". Garda Revolusi Iran mengatakan, kesepakatan normalisasi hubungan UEA-Israel akan mempercepat proses pembunuhan terhadap anak-anak yang dilakukan oleh rezim Zionis.

Kecaman Iran terhadap normalisasi hubungan UEA-Israel juga diangkat oleh media setempat. Salah satunya adalah harian Kayhan yang pemimpin redaksinya ditunjuk langsung oleh Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei. Halaman depan surat kabar Kayhan menuliskan, "Pengkhianatan besar UEA terhadap rakyat Palestina akan mengubah negara kecil dan kaya ini menjadi sasaran yang sah dan mudah bagi 'perlawanan',".

Kesepakatan normalisasi hubungan Israel-UEA tercapai setelah Presiden AS Donald Trump, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dan Putra Mahkota UEA Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan melakukan pembicaraan via telepon. Di bawah kesepakatan tersebut, Israel setuju untuk menangguhkan rencana pencaplokan sebagian wilayah Tepi Barat.

Normalisasi hubungan UEA-Israel menandai ketiga kalinya negara Arab membuka hubungan diplomatik secara penuh dengan Israel. Negara Arab lainnya yang memiliki hubungan diplomatik dengan Israel adalah Mesir dan Yordania. UEA menjadi negara Teluk Arab pertama yang membuka hubungan diplomatik dengan Israel.

Beberapa negara menyambut baik kesepakatan normalisasi hubungan antara Israel dan UEA. Namun kesepakatan itu telah memicu kemarahan di sebagian besar negara Muslim. Palestina telah mengecam kesepakatan normalisasi antara UEA dan Israel yang dijembatani AS. Menurutnya hal itu merupakan sebuah pengkhianatan. Palestina selama ini tak mengakui upaya mediasi dilakukan AS. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement