REPUBLIKA.CO.ID, Tidak ada statistik pasti terkait jumlah umat Islam di Rusia. Jumlah Muslim Rusia biasanya dihitung dengan menambahkan anggota dari semua kelompok etnis di negara itu yang secara tradisional Muslim, seperti Tatar, Bashkirs, dan Chechnya.
Tak seperti minoritas Muslim lainnya di Eropa, Muslim di negara terbesar di dunia dengan luas mencapai 11,5 persen dari wilayah dunia ini bukan berasal dari imigran asing. Mereka adalah warga asli Rusia. Geliat pertumbuhan populasi Muslim tampak signifikan selama 10 tahun terakhir. Tak hanya dari kalangan pria. Belakangan, 10 tahun.
Pernah menjadi kiblat Komunisme selama tujuh dekade, wajah Rusia kini telah berubah 180 derajat. Rusia merupakan rumah yang nyaman bagi sekitar 16 sampai 20 juta Muslim atau 12 hingga 15 persen dari total populasi negara itu menurut survei termutakhir. Jumlah populasi Muslim yang signifikan terdapat di sejumlah kota besar, seperti Moskow dan St Petersburg.
Di Rusia terdapat beberapa republik yang di dominasi oleh pribumi Muslim, yakni di wilayah Volga-Ural (Tatarstan) dan Bashkortostan. Republik Tatarstan terletak di pusat Eropa Timur, sekitar 800 kilometer timur Moskow.
Menurut Sensus Penduduk Rusia pada 2002, jumlah penduduk Tatarstan sekitar tiga juta. Etnis Tatar merupakan 52,9 persen dari total penduduk republik sedangkan 39,5 persen adalah etnis Rusia.
Republik tetangga Bashkortostan (atau Bashkortostan) terletak di antara Sungai Volga dan pegunungan Ural dengan ibu kota yang disebut Ufa. Jumlah penduduk republik ini sekitar empat juta jiwa.
Modern Tatar adalah keturunan langsung dari Volga Bulgar yang mengaku Islam sebagai agama resmi negara mereka pada tahun 922 CE. Bulgar kemudian membawa Islam ke suku Bashqort yang tinggal di wilayah Pegunungan Ural.
Ahli geografi Muslim, Yaqut al Hamawi, menulis bahwa ia melihat seorang Muslim Bashqort di Aleppo. Al-Hamawi menyebutkan tujuh Muslim berasal dari Bulgar Raya dan menyebarkan Islam di antara Bashqorts.
Sedangkan, di wilayah Kaukasus Utara terdapat lima republik yang didominasi oleh Muslim. Yakni, wilayah Republik Chechnya, Dagestan, Ingushetia, Kabardino-Balkaria, dan Karachay-Cherkessia. Berbeda dari republik Islam dari wilayah Volga, proporsi etnis Rusia di Kaukasus Utara cukup rendah.
Islam bagi sebagian warga asli Rusia merupakan hal yang cukup diminati. Valeria, misalnya, gadis 22 tahun ini memutuskan untuk memeluk Islam lima tahun lalu. Ia dibesarkan dari keluarga yang beragama Kristen. Setelah berpindah keayakinan, ia mulai mempelajari Islam, melakukan sholat, dan mengenakan jilbab.
Sementara, Zeinab (Elena) (55), memutuskan memeluk Islam 14 tahun yang lalu. Keputusan ia untuk memeluk Islam saat ia dan suami melakukan perjalan wisata ke Mesir pada 1990-an.
Dilansir dari rbth.com, anggota senior dari Pusat Studi Kaukasus Keamanan Regional Rusia Nikolay Silaev mengatakan, fenomena seperti ini merupakan fenomena langka. Orang-orang non-Muslim memutuskan untuk memeluk Islam. Namun, data yang tersedia memang menunjukkan berpindahnya wanita Rusia ke Muslim tidak terlalu menjadi tren di Rusia. "Atau, tidak terlalu memiliki pengaruh," ujarnya. Mayoritas warga Rusia adalah penganut Nasrani Ortodoks. Mereka hidup saling berdampingan.
Meningkatnya populasi pribumi Muslim di Rusia membuat sejumlah kalangan berspekulasi Islam akan berjaya di Negeri Beruang Putih ini. Menurut Russia Today, para ahli mengatakan, pada 2050, jumlah umat Islam akan mencapai setengah dari populasi penduduk Rusia. Jika ini benar, Rusia kemungkinan akan menjadi salah satu negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia.