Ahad 16 Aug 2020 18:52 WIB

Korsel Tuduh Seorang Pendeta Konservatif Hambat Lacak Covid

Pendeta Jung Kwang-hoon dinilai telah melanggar aturan isolasi mandiri.

Red: Teguh Firmansyah
Virus corona dalam tampilan mikroskopik. (ilustrasi)
Foto: EPA/CDC
Virus corona dalam tampilan mikroskopik. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Selatan menuduh seorang pendeta konservatif melakukan pelanggaran peraturan isolasi mandiri dan menghambat pelacakan kontak di sebuah gereja. Tercatat ada 240 penularan dan kini telah memperparah penyebaran virus corona terburuk di negara tersebut dalam lebih dari lima bulan.

Fokus terhadap Gereja Sarang Jeil, yang dipimpin oleh Pendeta Jung Kwang-hoon, membangkitkan memori buruk atas penyebaran terbesar di Korea Selatan, di antara para pengikut sekte Kristen rahasia pada bulan Februari lalu.

Baca Juga

Kementerian kesehatan menyebut telah mengajukan berkas keluhan terhadap Jun, seseorang yang secara blak-blakan kritis terhadap pemerintah, karena telah melanggar peraturan isolasi mandiri dengan mengikuti protes pada Sabtu.  Pendeta itu juga menghambat investigasi medis atas wabah dengan tidak memberikan daftar lengkap anggota gereja untuk tes dan pelacakan.

Gereja Jun, yakni Gereja Sarang Jeil, tidak merespons panggilan telepon Reuters untuk meminta komentar. Pada Sabtu, yang merupakan hari libur Hari Kebebasan Nasional di kedua Korea, ribuan pendemo melakukan protes terhadap kebijakan-kebijakan Presiden Moon Jae-in, melanggar larangan untuk protes di ibu kota.