Ahad 16 Aug 2020 19:59 WIB

Restoran China Minta Maaf karena Menimbang Bobot Pembeli

Restoran di Kota Changsa China menempatkan dua timbangan besar di pintu masuk.

Timbangan. Ilustrasi.
Timbangan. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah restoran di China tengah meminta maaf karena memaksa pelanggan untuk menimbang bobot tubuh mereka untuk kemudian memesan makanan yang sesuai dengan berat badan. Kebijakan tersebut diperkenalkan setelah kampanye nasional melawan limbah makanan diluncurkan.

Restoran daging sapi di kota Changsha menempatkan dua timbangan besar di pintu masuknya pada minggu ini. Kemudian meminta pengunjung untuk menimbang bobot mereka dan memasukkan angka berat badan ke dalam aplikasi yang kemudian akan menyarankan jenis menu yang sesuai.

Baca Juga

Tanda-tanda bertuliskan "hemat dan rajin, promosikan piring kosong" dan "operasi piring kosong" disematkan. Kebijakan tersebut tentu saja menimbulkan keributan di media sosial China. Tagar tentang restoran tersebut telah dilihat lebih dari 300 juta kali di platform sosial Weibo.

Restoran itu mengatakan sangat menyesal atas interpretasinya terhadap "Kampanye Piring Bersih" nasional. "Niat awal kami adalah untuk menganjurkan menghentikan limbah dan memesan makanan dengan cara yang sehat. Kami tidak pernah memaksa pelanggan untuk menimbang diri mereka sendiri," katanya dalam permintaan maaf dalam sebuah unggahan seperti dilansir dari AFP pada Ahad.

Pemerintah China juga melancarkan kampanye untuk memerangi video viral tentang "makan banyak" yang dikenal sebagai "mukbang". Sementara platform live streaming di China sudah berjanji untuk menutup akun yang mempromosikan makan berlebihan dan pemborosan makanan.

Laman BBC juga melaporkan bahwa Presiden Xi Jinping telah memulai kampanye hemat pangan pada minggu ini. Ia menyebut tingkat pemborosan pangan nasional memasuki tahap "mengejutkan dan menyedihkan".

Mengikuti pesan Xi, Asosiasi Industri Katering Wuhan mendesak restoran di kota itu untuk membatasi jumlah hidangan yang disajikan kepada pengunjung, dengan menerapkan sistem yakni tiap pengunjung yang datang bersama harus memesan satu hidangan lebih sedikit dari jumlah mereka.

TV pemerintah juga mengkritik penyiar atau figur publik yang yang merekam dan menyiarkan diri mereka makan makanan dalam jumlah besar secara langsung.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement