Senin 17 Aug 2020 08:16 WIB

Raih Pendapatan 54,58 Miliar Dolar, Pertamina Surati Fortune

Pendapatan Pertamina pada 2019 sejajar dengan peringkat ke-198 Fortune 500.

Logo Pertamina
Foto: Pertamina.com
Logo Pertamina

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Pertamina (Persero) melayangkan surat resmi kepada pengelola Fortune Global terkait pemeringkatan Fortune 500 tahun 2020 yang tidak mencantumkan nama Pertamina. Fortune Global 500 merupakan ajang tahunan oleh majalah Fortune yang memberikan peringkat kepada 500 perusahaan berdasarkan total pendapatan yang tertuang dalam laporan keuangan perusahaan pada tahun fiskal sebelumnya.

Berdasarkan Laporan Keuangan Tahun Buku 2019, Pertamina berhasil meraup pendapatan sebesar 54,58 miliar dolar AS dan laba bersih 2,5 miliar dolar AS. Dengan capaian kinerja keuangan tahun 2019 tersebut, Pertamina seharusnya berada di posisi 198 dalam daftar Fortune Global 500 Tahun 2020.

Baca Juga

VP Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman menjelaskan, untuk mendapatkan informasi mengenai proses pemeringkatan, Pertamina sedang melakukan penelusuran dan meminta penjelasan langsung kepada pihak pengelola.

"Daftar yang dibuat Fortune Global 500 tersebut merupakan aksi monitoring pasif yang dilakukan Fortune, tanpa melakukan klarifikasi langsung kepada Pertamina. Dengan revenue yang diraih Pertamina pada 2019, seharusnya kami masih terdaftar di posisi 198 Fortune Global 500. Sehingga kami perlu mendapat penjelasan resmi dari institusi penyelenggara," ungkap Fajriyah dalam keterangan pers tertulis kepada Republika.co.id, Senin (17/8).

Fajriyah menjelaskan, Pertamina membukukan pendapatan pada 2019 sejajar dengan peringkat ke-198, yaitu Nippon Steel Corporation dengan pendapatan 54,45 miliar dolar AS atau Rp 806 triliun (kurs Rp 14.800 per dolar AS), sedangkan Pertamina mencatatkan pendapatan 54,58 miliar atau Rp 808 triliun pada 2019.

Bahkan, berdasarkan Fortune Global 500, Nippon Steel Corp membukukan kerugian sekitar 3,97 miliar dolar AS, sedangkan Pertamina masih mencatatkan profit 2,5 miliar dolar AS.

"Kami seharusnya tidak terlempar dari daftar, bahkan bisa sejajar dengan peringkat ke-198, dengan Nippon (Nippon Steel Corporation). Jadi sebetulnya kami masih dapat berada dalam kisaran Top 500," ujarnya.

Dengan revenue 54,58 miliar dolar AS dan posisi di peringkat 198, Pertamina bahkan tercatat masih unggul dari beberapa perusahaan global terkenal lainnya, seperti Goldman Sachs Group, Morgan Stanley, Caterpillar, dan LG Electronic yang berada di posisi 202 - 207 dengan pendapatan sekitar US$ 53 miliar. Sementara perusahaan energi dunia lainnya seperti Repsol dan ConocoPhilips bahkan berada di peringkat 245 dan 348.  

Fajriyah Usman optimistis pada tahun mendatang Pertamina dapat kembali tercatat dalam daftar Fortune Global 500 dengan posisi yang lebih tinggi. “Restrukturisasi yang dijalankan Pertamina saat ini merupakan bagian dari transformasi bisnis sebagaimana perusahaan energi kelas dunia untuk meningkatkan nilai perusahaan. Dengan dukungan dari Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi serta seluruh pekerja, Pertamina berharap aspirasi sebagai global energy champion dapat tercapai dan mampu menempatkan BUMN ini di posisi 100 Fortune Global,” ujar Fajriyah.

Upaya pencapaian aspirasi ini juga didorong salah satunya dengan implementasi New Pertamina Clean yang merupakan komitmen Komisaris, Direksi, manajemen dan seluruh pekerja Pertamina untuk terus berintegritas tinggi, bersih, dan transparan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement