Senin 17 Aug 2020 08:29 WIB

Unjuk Rasa di Pakistan Tolak Kesepakatan UEA-Israel

Kesepakatan UEA-Israel ditolak Mulsim Pakistan.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Muhammad Hafil
Unjuk Rasa di Pakistan Tolak Kesepakatan UEA-Zionis. Foto ilustrasi: Salah seorang tahanan Palestina di penjara Israel (ilustrasi).
Foto: Presstv.ir/ca
Unjuk Rasa di Pakistan Tolak Kesepakatan UEA-Zionis. Foto ilustrasi: Salah seorang tahanan Palestina di penjara Israel (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, KARACHI -- Aktivis politik dan agama yang dipimpin Jamaat-e-Islami (JI) Pakistan mengadakan demonstrasi di provinsi Punjab, Sindh dan Khyber Pakhtunkhwa.  Demonstrasi protes besar terjadi di kota Rawalpindi, Lahore dan Karachi, mereka mengutuk kesepakatan Uni Emirat Arab (UEA)-Israel.

Dilansir dari laman IRNA Senin (17/8), JI memperingati hari itu sebagai Hari Palestina untuk mengekspresikan solidaritas. Selain itu juga untuk mendukung perlawanan Palestina terhadap pendudukan Zionis.

Baca Juga

Selama demonstrasi, pengunjuk rasa menyatakan dukungan kepada rakyat Palestina, yang pemberani, dan mengutuk keras kesepakatan UEA-Zionis.

Mereka membawa spanduk, dan plakat dengan slogan seperti "Ganyang Israel", "Kesepakatan UEA-Israel tidak dapat diterima". Mereka menyuarakan dukungan kuat untuk Palestina dan pembebasan Yerusalem, menyatakan bahwa kompromi dengan penjajah merupakan pengkhianatan besar terhadap Palestina dan dunia Islam.

Ketua Jamaat-e-Islami, Senator Sirajul Haq meminta Pemerintah Pakistan untuk menggunakan kemampuan diplomatiknya untuk menekan UEA, agar membatalkan keputusannya untuk menormalisasi hubungan dengan rezim Zionis.

Merujuk pada sikap anti-Israel Mohammad Ali Jinnah, almarhum pendiri Pakistan, menyampaikan, "Rakyat dan pemerintah Pakistan menganggap Israel sebagai perampas kekuasaan dan rezim ilegal, jadi kami tidak akan pernah menyerah dukungan moral, politik dan kemanusiaan kami untuk Orang Palestina," kata dia.

Pendukung Jamaat-e-Islami juga berbaris di Lahore dan Karachi, menyerukan dunia Islam untuk membela hak-hak rakyat Palestina yang tertindas. Para pengunjuk rasa mengatakan bahwa kita tidak boleh membiarkan negara-negara tersebut memperpanjang konflik Palestina.

Sebelumnya, ketua Jamiat Ulema-i-Islam Maulana Fazlur Rehman mengecam keras kesepakatan diplomatik antara UEA dan rezim Zionis. Dia mengatakan, Abu Dhabi tidak dalam posisi untuk mengambil keputusan atas nama Palestina dan negara  tidak mewakili sikap Umat Muslim.

Dia mengatakan, Amerika Serikat (AS) menekan negara-negara kecil dan lemah untuk mengakui rezim Zionis yang tidak sah dan melakukan kesepakatan dengannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement