REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Maskapai Israel Israir Airlines saat ini tengah memulai proses pengajuan izin mendarat di Uni Emirat Arab (UEA). Kedua negara tersebut pada pekan lalu mengumumkan rencana untuk menormalisasi hubungan.
Dikutip dari Bloomberg, Ahad (16/8), Kepala Eksekutif Israir Airlines Uri Sirkis mengatakan, terdapat sejumlah alasan yang membuat maskapai asal Israel tersebut mengajukan izin tersebut. Salah satunya yakni Dubai merupakan tempat yang sangat menarik bagi turis.
Terlebih, posisi Dubai hanya berjarak tiga seperempat jam saja dari Israel. Israir Airlines menganggap akan ada kemungkinan Dubai menjadi lokasi sangat populer bagi kalangan masyarakat Israel seperti halnya Turki dan Yunani.
Sementara itu, saat ini Israel memiliki perjanjian perdamaian dengan Mesir dan Yordania. Hanya saja, maskapai penerbangan Israel belum diizinkan untuk terbang ke tempat-tempat liburan seperti Aqaba di Yordania atau Sharm El-Sheikh di Mesir.
Untuk itu, Sirkis mengharapkan dalam kasus dengan UEA, situasinya akan berbeda. Selain itu, untuk mencapai UEA, pesawat Israel harus terbang di atas Arab Saudi, yang hingga saat ini belum memberikan izin penerbangan kepada maskapai penerbangan Israel untuk tujuan seperti India.