Senin 17 Aug 2020 11:43 WIB

Pendaki Membeludak, Lawu Ditutup

Pendaki membludak ke Lawu untuk merayakan perayaan HUT Kemerdekaan RI ke-17.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Yudha Manggala P Putra
Pendaki mengibarkan bendera Merah Putih sambil menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya saat memperingati Hari Ulang Tahun ke-74 Proklamasi Kemerdekaan RI di kawasan Puncak Gunung Lawu Magetan, Jawa Timur. Ilustrasi
Foto: Antara/Siswowidodo
Pendaki mengibarkan bendera Merah Putih sambil menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya saat memperingati Hari Ulang Tahun ke-74 Proklamasi Kemerdekaan RI di kawasan Puncak Gunung Lawu Magetan, Jawa Timur. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Sarangan, KPH Lawu, Kholil membenarkan ditutupnya jalur pendakian Gunung Lawu mulai Senin (17/8) pukul 00.00 WIB. Ditutupnya jalur pendakian Gunung Lawu tersebut dilakukan karena membeludaknya pendaki yang berniat muncak, untuk merayakan perayaan HUT Kemerdekaan RI ke-75.

"Ditutup mulai 00.00 WIB tadi malam sampai batas waktu yang belum ditentukan. Karena kuota. Jadi nanti menunggu setelah pendaki turun, steril, masih mengadakan penutupan untuk evaluasi," ujar Kholil dikonfirmasi Senin (17/8).

Kholil mengungkapkan, jumlah pendaki yang melakukan pendakian melalui pintu masuk Cemoro Sewu pada Ahad (16/8) sekitar 1.000 orang. Jalur pendakian sengaja ditutup karena adanya imbauan dari aparat TNI dan Polri, berkaitan dengan pembatasan pendaki guna menghindari penumpukan yang bisa mempermudah penularan Covid-19.

"Kuota kemarin 800 hingga 1.000 orang. Nah pada pukul 16.00 sudah masuk 1.011 pendaki, makanya langsung ditutup karena ada imbauan Polri dan TNI tidak boleh dibuka karena nunggu turun dulu," ujar Kholil.

Kholil mengungkapkan, pada situasi normal atau sebelum ada pandemi Covid-19, jumlah pendaki yang melakukan pendakian pada peringatan HUT kemerdekaan RI bisa mencapai 3.000 orang. Jumlah tersebut hanya yang masuk melalui pintu Cemoro Sewu. Artinya, jumlah pendaki bisa lebih dari itu, bila ditotalkan dengan yang masuk lewat pintu lain.

"Keliatannya para pecinta alam dan pendaki yang ingin memperingati hari kemerdekaan di puncak Lawu," ujar Kholil.

Meski berdekatan, Kholil memprediksi jumlah pendaki pada libur tahun baru Islam atau satu suro, tidak akan sebanyak saat ini. Karena biasanya, yang melakukan pendakian pada satu suro, adalah orang-orang yang hendak melakukan ritual.

"Libur satu suro itu ritual, kebanyakan sifatnya ritual dari keraton Solo kadang juga ke sini. Prediksi saya satu suro sepi karena pendaki pecinta alam sudah naik," ujar Kholil.

Kholil mengimbau, untuk calon pendaki yang baru berniat melakukan pendakian dan saat ini masih di rumah, agar sebelum berangkat selalu mencari informasi, karena keterbatasan kuota pendaki. "Karena ada kuota jumlah pendaki, jangann sampai nanti sampai sini kuota habis kan kasian," kata Kholil.

Kholil juga meminta para pendaki  selalu mematuhi protokol kesehatan. Dia juga mengingatkan para pendaki untuk membawa peralatan komplit. Apalagi saat ini telah masuk musim dingin. Kelangkapan peralatan menurutnya sangat penting agar tidak terjadi suatu hal yang tidak diharapkan bersama.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement