Senin 17 Aug 2020 16:26 WIB

Rayakan Hari Kemerdekaan, Warga Malaka Jaya Pakai Baju Adat

Salah seorang warga mengkoleksi baju adat dari berbagai daerah.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Bilal Ramadhan
Warga Malaka Jaya, Jakarta Timur mengikuti upacara pengibaran bendera dengan memakai baju adat, Senin (17/8).
Foto: Meiliza Laveda
Warga Malaka Jaya, Jakarta Timur mengikuti upacara pengibaran bendera dengan memakai baju adat, Senin (17/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Warga RW 04 Kelurahan Malaka Jaya Kecamatan Duren Sawit Jakarta Timur menggelar upacara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-75 RI dengan menggunakan baju adat di tengah pandemi. Upacara dihadiri oleh warga dari 13 RT Kelurahan Malaka Jaya.

Acara tersebut dimulai pada pukul 10.05 WIB. Adapun protokol kesehatan juga tetap dijaga. Para peserta upacara diwajibkan untuk mencuci tangan dan mengeceh suhu terlebih dahulu. Kemudian mereka berbaris dengan jarak yang telah diatur.

Ketua RW 4 Kelurahan Malaka Jaya, Sularto mengatakan giat upacara bendera untuk menumbuhkan rasa kebanggaan menjadi Warga Negara Indonesia. "Kita di RW 4 melaksanakan giat upacara bendera. Memang untuk menumbuhkan rasa kebanggaan dan kecintaan warga akan keanekaragaman budaya Indonesia yang banyak ini. Jadi kami imbau pengurus RT dan warga yang bisa pakai pakaian daerah silahkan untuk tampil pada acara giat hari ini," kata Sularto pada Senin (17/8).

Kendati di tengah pandemi, Sularto tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Dia juga bekerja sama dengan pengurus RT setempat dan warga untuk menyiapkan acara ini.

Salah seorang warga, Jimmy Sipahutar mengatakan dia sangat bersyukur masih dapat melaksanakan penghormatan di upacara ini. "Kita sebagai warga negara sangat bangga. Walaupun di tengah pandemi, kita sebagai warga masih bisa bersyukur melaksanakan penghormatan terhadap bendera kita sang merah-putih," ujar Jimmy.

Sularto mengenakan baju adat khas Dayak. Setiap tahun, Jimmy selalu menggunakan baju adat yang berbeda. Koleksi baju daerah yang dimiliki Jimmy memang belum banyak, namun dia sedang proses dalam penambahan jumlah koleksi baju daerah.

"Ini punya sendiri baju adatnya. Saya memang koleksi baju daerah. Masih sedikit punya tapi lagi ngoleksi. Target saya mau punya semua koleksi baju adat," tutur dia.

Dia berharap dengan diadakan upacara bendera menggunakan baju adat dapat menjaga kecintaan terhadap budaya Indonesia. Terutama bagi generasi muda yang akan menjaga dan mewarisi, tentu harus dilestarikan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement