Senin 17 Aug 2020 17:43 WIB

PBB Laporkan Pengungsi Palestina Meninggal Akibat Covid-19

PBB melaporkan empat kematian pengungsi Palestina dalam 24 jam terakhir.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Agensi Pekerjaan dan Pemulihan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengkonfirmasi empat kematian akibat Covid-19 di kamp-kamp di Lebanon, Ahad (16/8).
Foto: dreamstime.com
Agensi Pekerjaan dan Pemulihan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengkonfirmasi empat kematian akibat Covid-19 di kamp-kamp di Lebanon, Ahad (16/8).

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Agensi Pekerjaan dan Pemulihan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengkonfirmasi empat kematian akibat Covid-19 di kamp-kamp di Lebanon, Ahad (16/8). Kondisi ini diperlukan kewaspadaan lebih dalam perilaku hidup bersih.

"Selama 24 jam terakhir, empat kematian telah dicatat di antara pengungsi Palestina" kata UNRWA dalam sebuah pernyataan dikutip dari Al Arabiya.

Penambahan tersebut menyumbang jumlah total pengungsi Palestina yang telah meninggal karena penyakit Covid-19 menjadi delapan sejak Lebanon pertama kali mencatat wabah virus pada Februari. "Jika pencegahan tidak dipatuhi, hal-hal mungkin menjadi tidak terkendali di kamp pengungsi Palestina di Lebanon," kata pernyataan Badan PBB itu.

UNRWA yang memberikan layanan kesehatan dan pendidikan kepada warga Palestina menyerukan kewaspadaan dalam mengamati langkah-langkah untuk memerangi penyebaran virus di kamp-kamp berpenduduk padat. Juru bicara badan PBB mengatakan perhatian khusus difokuskan pada kamp terbesar dan terpadat di Ain al-Hilweh, dekat kota selatan Sidon.

Lebanon telah menyaksikan lonjakan kasus dan kematian terkait virus korona, termasuk 397 infeksi baru pada Sabtu (15/8). Angka ini menambah jumlah total infeksi menjadi 8.442 kasus, termasuk 97 kematian sejak awal wabah pada Februari.

Karantina wilayah pun telah direncanakan kembali diterapkan setelah sebelumnya Beirut terkena ledakan besar pada 4 Agustus. Bencana tersebut mengirim ribuan orang ke jalan-jalan pada hari-hari berikutnya, mencari perawatan medis, membantu membersihkan dan mendistribusikan bantuan, dan berbondong-bondong memprotes pemerintah.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement