REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Jumlah kasus Covid-19 di salah satu gereja di Seoul utara, Korea Selatan terus bertambah. Publik menuding gereja yang dipimpin pendeta konservatif Jun Kwang-hoon menjadi penyebab munculnya klaster terbesar kedua di Korea Selatan.
Kwang-Hoon dituding lantaran membiarkan anggotanya tetap menghadiri rapat umum Hari Pembebasan di pusat kota Seoul pada Sabtu lalu.
Menurut pusat pengendalian penyakit setempat, diketahui jumlah kasus yang terdapat di Gereja Sarang Jeil, utara Seongbuk tersebut mencapai 319 kasus atau naik 70 kasus dari hari sebelumnya. Angka tersebut menjadi angka klaster terbesar kedua setelah kasus Shincheonji di Korea Selatan.
Dari 4.000 pengunjung gereja yang telah diidentifikasi pihak berwenang pada tengah malam, 3.400 telah ditempatkan di karantina dan 2.000 telah disaring. "Dari total, 312 telah dites positif, yang berarti tingkat positif yang tinggi 16,1 persen dan panggilan untuk pengujian cepat dan karantina," kata Wakil Menteri Kesehatan Korea Selatan Kim Ganglip dikutip dari Yonhap News Agency, Senin (17/8).