Selasa 18 Aug 2020 10:01 WIB

IHSG Menguat Meski Diwarnai Sentimen Negatif

IHSG menguat ke posisi 5.281,56.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Karyawan melintas di dekat layar Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, ilustrasi. Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Karyawan melintas di dekat layar Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, ilustrasi. Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona positif pada perdagangan awal pekan, Selasa (18/8). Indeks saham menguat 0,65 persen atau bertambah 33 poin ke level 5.281,56.

Direktur Anugerah Investama Sekuritas Hans Kwee mengatakan, pergerakan IHSG akan banyak mendapat tekanan dari sentimen negatif. Masih naiknya data infeksi Covid-19 di dunia dan beberapa negara membuat pasar cukup hati-hati. Saat ini ada 21 juta lebih kasus dan menewaskan 770 ribu orang.

Baca Juga

"Negara-negara Eropa mulai khawatir akan gelombang kedua Covid-19. Kasus baru di beberapa negara mendorong kekhawatiran langkah lockdown terbatas akan mengganggu pemulihan ekonomi kawasan," kata Hans.

Kebuntuan pembahasan stimulus fiskal di Kongres Amerika Serikat (AS) menjadi sentimen negatif bagi pasar keuangan. Masih banyak perbedaan antara partai Republik dan Demokrat, serta  menjadi lebih sulit karena mendekati pemilu AS.

Hans melihat, kedua partai ingin rancangan paket yang menguntungkan dan menaikan popularitas kandidat masing-masing partai. Menurut Hans, bila tidak terjadi kesepakatan dalam jangka pendek akan menjadi sentimen negatif bagi pasar.

Pelaku pasar juga mencermati pertemuan pejabat senior dari China dan AS untuk meninjau kesepakatan perdagangan fase pertama yang ditandatangani kedua Negara pada Januari. Hal ini terjadi di tengah hubungan diplomatik yang memburuk antara kedua negara.

"Perkembangan pembahasan akan menjadi sentimen yang menggerakan pasar," terang Hans. 

Dari dalam negeri, Hans menilai, pidato Presiden Joko Widodo di Sidang Paripurna DPR/MPR tidak terlalu di respon pasar. Ia melihat asumsi ekonomi yang disampaikan sudah di sesuai harapan pasar. Asumsi data Makro sudah menunjukkan harapan pemulihan ekonomi di tahun 2021.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement