Selasa 18 Aug 2020 10:05 WIB

Penasihat Trump: Pembukaan Masjid Al Aqsa Redakan Ketegangan

Masjid Al Aqsa dibuka untuk jamaah dan wisatawan Muslim.

Rep: Mabruroh/ Red: Muhammad Hafil
Penasihat Trump: Pembukaan Masjid Al Aqsa Redakan Ketegangan. Foto: Pria Muslim terus menjaga jarak sosial untuk mencegah penyebaran pandemi coronavirus selama sholat Jum
Foto: AP/Mahmoud Illean
Penasihat Trump: Pembukaan Masjid Al Aqsa Redakan Ketegangan. Foto: Pria Muslim terus menjaga jarak sosial untuk mencegah penyebaran pandemi coronavirus selama sholat Jum

REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI -- Situs suci umat Islam, Masjid Al-Aqsa di Yerusalem telah dibuka untuk jamaah dan wisatawan Muslim. Pembukaan Masjdil  Al-Aqsa diharapkan dapat mengurangi ketegangan antara Israel dan seluruh umat muslim di dunia.

Dilansir dari Saudi Gazette, pembukaan kembali Masjidil Aqsa merupakan hasil perjanjian damai Uni Emirat Arab dan Israel. Israel juga menyatakan, Raja Yordania akan tetap menjadi penjaga Masjid Al-Aqsa tersebut.

Baca Juga

"Orang Israel tentu sangat senang, mereka bisa melakukan penerbangan yang lebih murah sekarang dengan terbang melalui Dubai. Saya juga yakin, banyak umat Muslim yang senang karena sekarang mereka sudah bisa ke Tel Aviv untuk mengunjungi Masjid Al-Aqsa," kata Penasihat Senior Presiden AS Donald Trump, Jared Kushner dilansir dari Saudi Gazette pada Selasa (18/8).

Kushner berpendapat, dengan dibukanya kembali Masjidil Aqsa, sama halnya dengan memberikan penjelasan kepada dunia bahwa masjid tidak diserang, bahwa masjdi terbuka untuk Muslim. Sehingga umat Islam bisa datang untuk mengunjungi masjid dan solat jamaah dengan bebas dan damai.

"Semakin banyak orang di seluruh dunia akan menyadari bahwa masjid tidak diserang, masjid terbuka, dan mudah-mudahan akan mengurangi ketegangan yang ada antara Israel dan Muslim," terangnya.

Jelas, tambahnya, ini merupakan terobosan bersejarah. Perjanjian perdamaian dengan Israel ini juga merupakan yang pertama dalam 26 tahun, dan merupakan yang ketiga dalam 70 tahun terakhir.

"Jadi saya pikir ini memberi banyak optimisme besar bahwa Timur Tengah tidak harus terus terjebak dalam konflik di masa lalu," kata penasihat senior itu.

Mudah-mudahan, tambahnya, ini mengarah pada serangkaian kemajuan baru yang dapat memajukan kawasan tersebut. Sebagaimana visi Perdamaian Presiden Donald Trump yang ditetapkan pada Januari 2020, untuk kedua negara, Israel dan Palestina.

"Dia (Trump) membuat Israel setuju untuk bernegosiasi berdasarkan visi presiden, menyetujui peta, dan setuju untuk bergerak maju di negara Palestina. Ini adalah terobosan besar" katanya lagi.

"Kesepakatan damai akan membawa kemakmuran ekonomi bagi lsrael dan UEA," sambungnya.

Ia menambahkan, bahwa UEA dan Israel adalah pusat kekuatan keamanan teknologi dan pusat kekuatan ekonomi. Orang-orang dapat melihat potensi perdagangan yang luar biasa di antara kedua negara itu.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement