REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta meminta jajaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di ibu kota untuk mengantisipasi tingginya angka kelahiran menyusul pandemi Covid-19. Dia mengatakan, lonjakan angka kehamilan tidak hanya terjadi di Indonesia tapi juga dunia.
"Ini fakta di seluruh dunia. Jangan sampai situasinya adalah kita tidak mengantisipasi perubahan. Kalau tidak antisipasi, repot sekali," kata Anies Baswedan dalam sebuah rapat virtual, Selasa (18/8).
Dia juga meminta dinas kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta untuk memberi perhatian lebih kepada kesehatan ibu dan anak dalam program kerja mereka. Menurutnya, kesehatan ibu dan anak, apalagi di tengah masa pandemi akan membutuhkan penanganan khusus.
Dia menerangkan, pelayanan yang diberikan mereka saat ini tidak bisa dilakukan seperti dulu. Lanjutnya, misal kegiatan pelayanan imunisasi yang mengalami perubahan dengan wajib menerapkan ini harus protokol kesehatan guna mencegah penulran virus Covid-19.
"Rumah bidan dikumpulkan, ajak kerja sama dengan pemerintah. Antisipasi tingkat kelahiran yang meningkat," lanjutnya.
Mantan menteri pendidikan dan kebudyaaan itu juga meminta Asisten Sekretaris Daerah Bidang Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Catur Laswanto memproyeksikan jumlah kehamilan ibu di Jakarta hingga kelahiran. Menurutnya, perlu ada persiapan tempat tidur untuk proses persalinan dalam beberapa bulan ke depan dengan meilirik proyeksi angka kelahiran tersebut.
"Proyeksikan bulan Maret sampai Agustus ini, jumlah kehamilannya berapa. Jangan sampai 9 bulan kemudian puskesmas kita kekurangan tempat," kata Anies lagi.
Disaat yang bersamaan, dia juga meminta kepada seluruh jajaran SKPD untuk terus memantau perkembangan seputar Covid-19 dan dampaknya di lingkungan kerja masing-masing. Dia mengatakan, hal itu guna mengantisipasi kemungkinan kebutuhan masyarakat ke depan akibat atau setelah pandemi ini.
"Jadi para asisten pastikan di sektor masing-masing itu semua kepala SKPD diminta luangkan waktu baca cari refrensi bidang masing-masing. Misalnya, di situasi begini dua tahun ke depan apa urusan yang akan mendominasi masyarakat di Jakarta di bidang bapak ibu masing-masing?" katanya.
Sepeti diketahui, pandemi Covid-19 memunculkan ancaman ledakan kelahiran (baby boom). Para ahli demografi memperkirakan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) menaikan tingkat kehamilan ke angka 400 ribu sampai 500 ribu.