Selasa 18 Aug 2020 12:14 WIB

Sebanyak 71 Sekolah di Jabar Mulai Sekolah Tatap Muka

71 sekolah di Pangandaran, Ciamis, dan Sukabumi mulai sekolah tatap muka.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Esthi Maharani
Sejumlah pelajar mencuci tangannya sebelum masuk ke sekolah
Foto: ANTARA/Iggoy el Fitra
Sejumlah pelajar mencuci tangannya sebelum masuk ke sekolah

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pembukaan sekolah belajar tatap muka tingkat SMA/SMK mulai diberlakukan di Provinsi Jawa Barat, Selasa (18/8). Menurut Sekretaris Gugus Tugas Percepatanan Penanganan Covid-19 Jawa Barat Daud Achmad, setidaknya ada 71 sekolah yang mulai menerapkan kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah dengan menerapkan protokol kesehatan.

"Ada di beberapa daerah seperti Pangandaran, Ciamis, dan Kabupaten Sukabumi. Ini ada juga di Indramayu," ujar Daud, Selasa (18/8).

Menurut Daud, sekolah yang telah membuka aktivitas belajar tatap muka sudah pasti lolos dalam tahapan verifikasi oleh tim di gugus tugas. Artinya, protokol kesehatan di sekolah itu pun sudah baik termasuk dalam penggunaan sistem belajar secara bergantian dalam daring dan luring.

Selain menerapkan protokol kesehatan, kata dia, untuk sekolah yang akan buka kembali maka para guru yang mengajar harus mengikuti tes swab terlebih dahulu.

"Kalau gurunya dinyatakan negatif virus corona maka bisa mengajar," kata Daud.

Daud mengatakan, ketika seluruh aturan sudah dipenuhi maka akan ada pengecekan kembali dari tim gugus tugas masing-masing kabupaten/kota. "Ketika ada siswa atau guru yang kemudian terpapar Covid-19 maka sekolah itu harus ditutup," katanya.

Selain itu, kata Daud, orang tua siswa pun bisa mengajukan izin ketika mereka enggan membiarkan anaknya kembali belajar tatap muka, dan hanya menginginkan belajar secara daring. Sekolah, harus menyediakan berbagai fasilitas penunjang tersebut, di mana pembelajaran yang diberikan secara luring atau daring tak berbeda.

"Jadi anak ini tetap harus mendapatkan pendidikan yang sama," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement