Selasa 18 Aug 2020 12:58 WIB

Selandia Baru Hapus Kemungkinan Virus Corona Terkait Kargo

Asal virus yang memunculkan gelombang Covid baru Selandia Baru masih belum diketahui

Ilustrasi virus corona dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat.
Foto: CDC via AP, File
Ilustrasi virus corona dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat.

REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Selandia Baru pada Selasa (18/8) menghapus kemungkinan bahwa wabah Covid-19 yang muncul kembali di Kota Auckland terkait dengan barang kiriman atau pun produk beku. Penyelidikan menunjukkan bahwa virus corona tidak berasal dari produk yang dikirim dari luar negeri dan disimpan di gudang beku milik perusahaan Americold yang sempat dicurigai karena seorang pekerjanya menjadi salah satu pasien Covid-19.

“Tampak jelas sekarang ini bahwa kemungkinannya telah tersingkir dengan adanya penyelidikan itu,” kata Direktur Jenderal Kesehatan Ashley Bloomfield.

Baca Juga

Dengan demikian, asal virus yang memunculkan wabah gelombang baru Selandia Baru masih belum diketahui, sementara penularan melalui lingkungan di gudang beku masih dipertimbangkan.

Selandia Baru sempat bebas Covid-19 selama sekitar tiga bulan, tanpa ada laporan kasus baru. Namun kemudian wabah muncul lagi secara tiba-tiba mulai pekan lalu pada empat orang anggota keluarga di Auckland.

Pemerintah mengambil langkah perpanjangan penguncian wilayah di kota berpenduduk 1,7 juta orang itu hingga 26 Agustus, sedangkan aturan pembatasan sosial diterapkan juga di kota-kota lain.

Sebanyak 13 kasus baru Covid-19 dilaporkan pada Selasa, menambah jumlah kasus aktif saat ini menjadi 90, dengan 69 di antaranya terkait dengan wabah Auckland. Sementara total kasus keseluruhan berada di angka 1.293, dengan 22 kematian.

Bagaimanapun, kasus yang terjadi di Selandia Baru dianggap masih sangat rendah, dibandingkan dengan kebanyakan negara besar di dunia yang angka kasusnya telah mencapai puluhan, ratusan ribu hingga jutaan.

Sehubungan dengan pemilu yang dijadwalkan pada pertengahan Okotober mendatang, Perdana Menteri Jacinda Ardern—yang mencalonkan diri kembali—mengingatkan para pemilih mengenai catatan kinerja pemerintahannya dalam menangani wabah.

“Tiap-tiap negara lain di dunia telah mengalami kenaikan jumlah kasus baru. Kita lebih lambat mengalami daripada kebanyakan negara itu, wabah kita tentu tidak sesignifikan yang kita lihat di Vietnam, Hong Kong, Korea Selatan, atau Australia,” kata Ardern dalam wawancara dengan penyiaran publik TVNZ.

sumber : Antara/Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement