Selasa 18 Aug 2020 13:47 WIB

Kemunculan KAMI Diprediksi Jadi Oposisi Pemerintah

KAMI diharapkan bisa membangun dengan solusi konkret.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Indira Rezkisari
Tugu Proklamasi.  Sejumlah tokoh nasional berencana akan mendeklarasikan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Selasa (18/8).
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Tugu Proklamasi. Sejumlah tokoh nasional berencana akan mendeklarasikan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Selasa (18/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi I DPR RI Abdul Kadir Karding menyebut kemunculan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) bertujuan sebagai oposisi pemerintah. Dia menilainya dari tokoh-tokoh yang berada dalam barisan gerakan masyarakat itu merupakan barisan kubu orang-orang yang kalah saat Pilpres 2019 lalu.

"Sebenarnya koalisi semacam ini karena kita tahu tujuan sebenarnya lebih pada oposisi bagi pemerintah kalau melihat gelagatnya," kata Abdul Kadir Karding di Jakarta, Selasa (18/8).

Baca Juga

Meski demikian, dia memahami bahwa gerakan semacam itu dalam negara demokrasi tidak bisa dilarang. Kendati, dia berharap agar pendapat atau kritik yang dilakukan harus dibarengi oleh solusi-solusi konkret sehingga menyehatkan bagi negara dan demokrasi di Indonesia.

Dia mengatakan, di tengah situasi pandemi saat ini lebih baik semua masyarakat bergotong-royong, bahu-membahu dan ikut menyelesaikan masalah yang ada. Termasuk, sambung dia, penderitaan masyarakat yang terjadi karena pandemi ini bukan hal yang mudah sehingga butuh kebersamaan.

"Kalau ada yang melakukan kritik dan sebagainya mestinya dibangun dengan solusi-solusi konkret," katanya.

Seperti diketahui, sejumlah tokoh nasional akan mendeklarasikan KAMI di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Selasa (18/8). Tokoh publik yang hadir dalam aksi itu di antaranya Rocky Gerung, Din Syamsuddin, Gatot Nurmantyo, Rochmad Wahab, Meutia Farida Hatta, MS Kaban, Said Didu, Refly Harun, Ichsanuddin Noorsy, Lieus Sungkharisma, Jumhur Hidayat, pendiri PAN Amien Rais disebut-sebut juga hadir pada pembacaan deklarasi itu.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement