Rabu 19 Aug 2020 00:50 WIB

Ekspor Pertanian Naik,Ekonom: Buat Kawasan Klaster Komoditas

Ekspor pertanian menempati posisi tertinggi dalam neraca perdagangan pada Juli 2020.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Sayuran dan buah produk hortikultura (ilustrasi). Ekspor produk pertanian menempati posisi tertinggi dalam neraca perdagangan sepanjang Juli 2020.
Foto: distan.pemda-diy.go.id
Sayuran dan buah produk hortikultura (ilustrasi). Ekspor produk pertanian menempati posisi tertinggi dalam neraca perdagangan sepanjang Juli 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Rusli Abdullah, meminta pemerintah untuk membuat klasterisasi komoditas yang dibudidayakn oleh petani kecil. Ia menilai, banyak komoditas pertanian yang sudah punya pangsa pasar namun belum dimanfaatkan.

Rusli mengatakan, sektor pertanian di Indonesia kebanyakan masih terpencar antar komoditas. Hal itu membuat industrialisasi komoditas pertanian untuk menghasilkan produk turunan atau produk jadi siap pakai menjadi terhambat.

Baca Juga

"Klasterisasi komoditas ini harus berkelanjutan, tidak bisa hanya 1-2 tahun. Ini harus ada peran pemerintah daerah dan pendampingan langsung dari Kementerian pertanian," kata Rusli kepada Republika.co.id, Selasa (18/8).

Rusli mencontohkan, seperti komoditas gula aren yang memiliki permintaan pasar global cukup tinggi. Namun, petani di Indonesia masih terpencar dan dalam skala ekonomi yang kecil.