Selasa 18 Aug 2020 23:16 WIB

Selain Palestina, Zionisme Ternyata Nyaris Pilih Argentina

Zionisme internasional pernah memilih Argentina sebagai tanah air.

Rep: Yeyen Rostiani/ Red: Nashih Nashrullah
Zionisme internasional pernah memilih Argentina sebagai tanah air. Zionisme (ilustrasi).
Foto: Panoramio.com
Zionisme internasional pernah memilih Argentina sebagai tanah air. Zionisme (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Ide mengenai ''tanah air'' bagi kaum Yahudi menggelinding pertama kali dari tangan Leon Pinsker pada 1882, lewat buku Auto-Emancipation. 

Menurutnya, kaum Yahudi harus memiliki ''tanah air'' sendiri setelah mereka terusir dari tanah mereka, ribuan tahun lalu.

Baca Juga

Ritchie Ovendale dalam jurnal akademis Historian pada 2002 menuliskan, kata Zionis pertama kali mungkin digunakan Nathan Birnbaum dalam artikel pada 1886. 

Maknanya, kurang lebih dipahami mereka sebagai ''pendirian kembali'' tanah air Yahudi di Palestina atau yang digagas Birnbaum sebagai Eretz-Israel.

Secara politis, zionisme diadopsi Theodore Herzl. Tulisannya, Der Judenstaat (Negeri Kaum Yahudi), terbit pertama kali di Wina, Austria, pada 1896. Ia semakin mengkristalkan ide pendirian tanah air bagi kaum Yahudi. 

Hingga saat itu, istilah tanah air masih digunakan dan belum menyebut istilah ''negara''. Pilihan Hertzl adalah Argentina atau Palestina.

Mengapa Argentina? Alasannya cukup sederhana. Karena, menurut Herzl, ''kondisi alamnya sebagai salah satu negara terkaya di dunia, wilayahnya yang luas, populasi yang sedikit, dan cuaca yang sedang.''

Namun, pilihan jatuh kepada Palestina karena mengacu pada Kitab Perjanjian Lama. Di dalamnya, wilayah Palestina—yang jatuh ke tangan Romawi kemudian berakhir di tangan kekhalifahan Utsmaniyyah—disebut sebagai the Promised Land atau tanah yang dijanjikan.

Kongres Zionis pertama di Basel pada 1897 diikuti manuver taktis dari Max Nordau, mengubah istilah tanah air ini menjadi heimmstatte, yang diadopsi sebagai sinonim dari ''negara''. Sepulang dari Basel inilah perkembangan pun pesat. Muncullah World Zionist Organisation, bendera negara, dan "Hatiqfa" sebagai lagu kebangsaan.

Herzl meninggal pada 1904. Penerus Herzl, Chaim Weizzman, tinggal di Manchester, Inggris. Pada 1906, ia melakukan pendekatan ke berbagai pihak, termasuk Menteri Luar Negeri Inggris Arthur John Balfour. Sementara, populasi Yahudi di Palestina masih belum mencapai 10 persen dibanding bangsa Arab. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement