REPUBLIKA.CO.ID,
مَا مِنْ مَوْلُودٍ إِلاَّ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ
Rasulullah SAW bersabda, "Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka ibu dan bapaknyalah (yang akan berperan) mengubah anak itu menjadi Yahudi, Nasrani, atau Majusi." (HR Bukhari).
Anak merupakan batu pertama bagi pembentukan sebuah masyarakat. Ia terlahir dalam keadaan fitrah, bagaikan lembaran kertas putih yang masih bersih.
Berkaitan dengan hal itu, Islam memerintahkan kepada para orang tua untuk mendidik anak (dan keluarga) serta memikulkan tanggung jawab itu di pundaknya, sebagaimana ditegaskan dalam Alquran surah at-Tahrim [66] ayat 6.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."
Ibnu Qayyim menegaskan tanggung jawab itu dengan mengutip perkataan ulama, "Sesungguhnya Allah akan bertanya kepada setiap anak tentang orang tuanya. Maka, barang siapa mengabaikan pendidikan anak dan menelantarkannya, maka ia telah melakukan puncak keburukan. Sesungguhnya, kebanyakan kerusakan pada anak diakibatkan oleh para orang tua yang mengabaikan anak-anaknya dan tidak mengajari mereka kewajiban agama dan sunah."
Muhammad Rasyid Dimas dalam bukunya, 20 Kesalahan dalam Mendidik Anak, memberikan bahan renungan kepada para orang tua dan guru dalam mendidik anak supaya bisa tumbuh dan berkembang menjadi insan yang saleh dan memberikan manfaat bagi umat. Dengan memahami berbagai kesalahan dalam mendidik, orang tua dan guru berupaya menghindarinya. Dua puluh kesalahan itu adalah memerintahkan anak tanpa menjelaskan alasan pentingnya menunaikan perintah, tidak mengubah batasan strategi yang baku dalam berinteraksi dengan anak meskipun perilakunya telah berubah.
Sikap orang tua yang enggan menerapkan kedisplinan kepada anak, tidak menyikapi kesalahan anak dengan kesabaran ekstra, dan tidak berusaha memahami berbagai faktor yang mendorong anak melakukan perilaku yang salah adalah beberapa kesalahan orang tua dalam mendidik anak. Selain itu, sikap orang tua yang menerima persyaratan yang diajukan anak dan berlebihan dalam memberikan janji yang berulang kepada anak juga termasuk dalam kesalahan tersebut.
Mengomentari anak dengan komentar yang justru dapat menghalanginya kembali berperilaku baik, tidak menghukum perilaku salah yang muncul dari anak, tidak memberikan spirit yang positif pada diri anak, membandingkan secara tidak proporsional dengan anak lain, kontradiktif dalam menerapkan sistem pendidikan anak pun termasuk dalam kesalahan orang tua dalam mendidik anak.
Kemudian, tidak memenuhi kebutuhan anak dalam memperoleh kasih sayang, cinta, dan kelembutan, tidak memperhatikan batasan tertentu dalam memberikan hukuman fisik ketika mendidik anak, tidak memperhatikan perbedaan individual dalam mendidik anak, tidak menempuh tahapan dalam berinteraksi dengan anak.
Lalu, meremehkan, mengejek, dan membeda-bedakan dalam mendidik anak, tidak adanya kesepakatan antara kedua orang tua dalam metode pendidikan yang seragam, tidak menyertakan anak dalam menetapkan kaidah berperilaku, dan mengikuti pola pandang negatif yang salah dalam berinteraksi dengan anak adalah berbagai kesalahan orang tua dalam mendidik anak.