Rabu 19 Aug 2020 06:10 WIB

Eks Agen Inggris Ungkap Penyuapan Jelang Kudeta Iran 1953

Saat Mossadegh menjabat, Inggris telah memutuskan untuk menggulingkan kepemimpinan

Rep: Flori Sidebang/ Red: Teguh Firmansyah
Mohamad Mossadegh
Foto: Wikimedia
Mohamad Mossadegh

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil wawancara terhadap seorang mantan mata-mata Inggris yang merupakan Kepala MI6 dari Divisi Persia Norman Darbyshire diungkap ke publik. Rekaman itu terkait langkah Inggris merekrut agen dan menyuap anggota parlemen Iran jelang kudeta 1953 yang menggulingkan perdana menteri terpilih dan memulihkan Shah (gelar kepala Negara Parsi).

Wawancara dengan Darbyshire tidak pernah ditayangkan lantaran ia menolak. Norman Darbyshire pun meninggal pada 1993 silam. Darbyshire mengungkapkan mengenai sejauh mana Inggris berusaha untuk tetap memegang ladang minyak dan menghancurkan pengaruh Soviet di Iran. Perdana Menteri Iran saat itu, Mohammad Mossadegh berusaha menasionalisasi ladang minyak Iran.

"Rencananya akan melibatkan penyitaan poin-poin penting di kota oleh unit apa yang kami pikir setia kepada shah ... penyitaan stasiun radio dll ... rencana klasik," kata Norman Darbyshire, di Siprus seperti dikutip dari laman Middle East Monitor, Selasa (18/8).

Darbyshire juga menjelaskan, saudari Shah Reza Pahlavi telah direkrut dalam upaya tersebut untuk menambah tekanan pada Mohammad Mossadegh agar mendukung kudeta.

Dia menyebut, saat Mossadegh menjabat, Inggris telah memutuskan untuk menggulingkan kepemimpinan. Terlepas dari apakah dia setuju untuk bekerja sama dengan Inggris atau tidak. “Mereka ingin menggulingkan Mossadegh terlepas dari apakah dia akan menandatangani perjanjian yang menguntungkan Inggris. Akhirnya, mereka akan terpaksa mempertimbangkan untuk menyingkirkannya untuk mencegah pengambilalihan Rusia. Saya yakin itu ada di kartu," ungkap dia.

Darbyshire juga menuturkan, dia menugaskan seorang penerjemah dan perwira intelijen, Robert Charles Zaener memanfaatkan badan intelijen untuk mendapatkan sejumlah dana agar dapat menggulingkan Mohammad Mossadegh yang menjabat dari 1951-1953.

Hampir 1,5 juta Poundsterling (senilai 67,7 juta Dollar AS kurs saat ini) dihabiskan untuk menggulingkan Mossadegh pada 1951. Namun, Darbyshire mengungkapkan, kudeta akhirnya pada tahun 1953 itu hanya menelan biaya dengan total sebesar 700 ribu Poundsterling (lebih dari 31,4 juta Dollar AS kurs saat ini). Sisa dana tersebut kemudian dibagikan kepada para sosok kunci lainnya.

Lebih jauh dia menyebut, Shah sempat terlihat gugup saat diminta terlibat dalam kudeta itu. Bahkan, CIA yang saat itu berada di bawah Presiden AS, Dwight Eisenhower butuh waktu untuk meyakinkannya terlibat dengan cara mendekati saudara perempuannya agar meyakinkan Shah.

“Kami menjelaskan bahwa kami akan membayar biaya, dan ketika saya mengumpulkan banyak uang, matanya turun dan dia berkata, dia harus pergi ke Nice selama seminggu untuk membereskan semuanya,” tutur Darbyshire.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement