Rabu 19 Aug 2020 11:27 WIB

Khofifah Usul Diversifikasi Bantuan Pangan Nonberas

Diversifikasi dinilai akan membantu pemerintah mengurangi ketergantungan pada beras.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolandha
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, mengusulkan agar dilakukan diversifikasi pangan nonberas dalam program bantuan pangan yang dianggarkan pemerintah pusat setiap tahun.
Foto: istimewa
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, mengusulkan agar dilakukan diversifikasi pangan nonberas dalam program bantuan pangan yang dianggarkan pemerintah pusat setiap tahun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, mengusulkan agar dilakukan diversifikasi pangan nonberas dalam program bantuan pangan yang dianggarkan pemerintah pusat setiap tahun. Diversifikasi itu dinilai Khofifah akan membantu pemerintah untuk mengurangi ketergantungan masyarakat kepada beras.

"Mungkin ini bisa dikoordinasikan dengan Menteri Sosial, formatkan ini (diversifikasi) dalam program BPNT (bantuan pangan non tunai). Jadi, dalam BPNT bisa ada varian komoditas," kata Khofifah dalam Pencanangan Gerakan Diversifikasi Ekspose UMKM Pangan Lokal dan Buah Nusantara bersama Kementerian Pertanian secara virtual, Rabu (19/8).

Ia mengatakan, di Jawa Timur, makanan lokal sumber karbohidrat selain beras adalah jagung. Hanya saja, pemerintah menghadapi tantangan pola pikir masyarakat yang masih menganggap komoditas beras sebagai simbol suatu keluarga sejahtera. Karena itu, perlu ada optimalisasi untuk memahamkan masyarakat soal alternatif pangan selain beras.

"Misal belum makan beras, kok standar kesejahteraan seperti belum tercapai. Ini tantangannya, meskipun sekarang sudah banyak yang paham seperti pengidap diabetes agar tidak mengkonsumsi karbohidrat dari beras," ujar Khofifah.

Lebih lanjut, Khofifah memaparkan, sektor pertanian di Jawa Timur sejauh ini belum terdampak Covid-19. Bahkan, pada kuartal II 2020, nilai tukar petani (NTP) secara umum naik 0,22 persen. Pemerintah Jawa Timur saat ini juga terus mendorong agar petani bisa memproses komoditas pertanian hingga di hilir.

"Ada penguatan petik, olah, kemas, jual, itu yang terus kami dorong di Jawa Timur agar ada akses pasar yang bisa dimaksimalkan hingga ke luar Jawa," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement