REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Baliho dan poster besar bergambar Habib Rizieq Shihab (HRS) bertebaran di Jakarta Selatan (Jaksel) yang berbatasan dengan Jakarta Pusat (Jakpus). Bahkan baliho Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) tersebut ada di beberapa titik strategis jalan utama di Jaksel dan Jakpus.
Pantauan Republika pada Rabu (19/8), baliho tersebut ditemukan di perempatan Jalan Proklamasi, Jalan Tambak, Jalan Minangkabau, Jalan Setiabudi, Jalan Matraman Salemba, Jalan Salemba-Kwitang depan lampu merah RSCM dan juga di tepi Jalan Cempaka Putih yang menghubungkan Jakarta Timur.
Seorang yang ditemui di Jalan Minangkabau, Kelurahan Manggarai, Jaksel, Anggoro (28), menyebut, spanduk itu sudah terpasang sejak beberapa hari terakhir, dan ia tidak masalah dengan adanya foto HRS. Dia mengaku, kantornya berdekatan dengan spanduk tersebut. Anggoro mengaku, tidak tahu apakah pemasangan baliho tersebut berkaitan dengan perayaan hari ulang tahun (HUT) ke-75 RI.
"Saya gak tau pasti tujuannya, tapi karena setiap hari lewat lama-lama ya menggangu, takutnya bambunya jatuh pas kita di lampu merah gimana, terus sudah ada ada izin belum dari dinas setempat? Karena ini aja masangnya di tempat umum," kata Anggoro kepada Republika, Rabu.
Sekjen Dewan Syuro DPD FPI DKI Jakarta, Novel Bamukmin, mengatakan, pemasangan reklame tersebut sebagai bentuk kecintaan masyarakat kepada HRS. Hal itu merespon peristiwa pembakaran wajah Sang Habib Rizieq di depan gedung DPR RI saat ada sekelompok orang demo beberapa waktu lalu.
"Saya berharap dengan semangat dirgahayu RI maka seharusnya Satpol PP, daerah mana pun di Indonesia bisa menghargai ulama dan ucapan dari Habib Rizieq Shihab. Kami mengucapkan dirgahayu RI karena poster dengan foto Habib Rizieq Shihab untuk menjaga kedaulatan negara dari komunis dengan segala tipu daya dan adu domba neo PKI," ucap Novel.
Menurut dia, pemasangan baliho HRS itu dilakukan dengan memasang latar belakang merah putih yang artinya adalah pengibaran bendera merah putih tidak boleh diturunkan seenaknya. Novel menyebut, jika baliho tersebut diturunkan diturunkan maka foto Presiden Jokowi dan pejabat lainya juga harus diturunkan.
"Jadi tidak pilih kasih karna sesungguhnya justru adalah imam besar umat Islam Indonesia, bahkan dunia yang kedudukannya lebih tinggi dari presiden bahkan jabatan di dunia apa pun," kata Novel.