REPUBLIKA.CO.ID, BANYUASIN -- Penyuluh di Kabupaten Banyuasin didorong melakukan sosialisasi petani untuk menanam komoditas bernilai tinggi seperti cabai. Menerapkan metode pertanian cerdas iklim atau climate smart agriculture (CSA), dengan varietas adaptif pada kondisi setempat sehingga produktifitas tinggi untuk memenuhi kebutuhan konsumen sekaligus mensejahterakan petani.
Langkah tersebut disokong oleh Proyek Modernisasi Irigasi Strategis dan Rehabilitasi Mendesak, dikenal sebagai Strategic Irrigation Modernization And Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) di Provinsi Sumatera Selatan.
"Cabe tergolong tanaman high value crop seperti halnya bawang merah, melon, semangka dapat ditanam oleh petani untuk meningkatkan pendapatan petani di sekitar lokasi kegiatan Proyek SIMURP," kata penyuluh pusat Kementan, Sri Mulyani. Menurutnya, ajakan kepada penyuluh dilakukan SIMURP di sela kegiatan pelatihan peningkatan kompetensi (Training of Trainers/TOT) tentang Pertanian Cerdas Iklim selama lima hari di SMKPP Sembawa, pekan lalu.
"Pelatihan berupaya menyiapkan peserta TOT sebagai fasilitator kegiatan Trainer of Farmers atau ToF, yang sebagai terobosan mengantisipasi perubahan iklim global. Materi tentang high value crop seperti cabai dan bawang merah merupakan salah satu paket pelatihan TOT CSA," kata Sri Mulyani.