Rabu 19 Aug 2020 23:06 WIB

Pengguna Jasa Perjalanan Wisata di Yogyakarta Masih Landai

Asita DIY menggencarkan promosi destinasi wisata ruang terbuka.

Pengguna Jasa Perjalanan Wisata di Yogyakarta Masih Landai. Petugas memeriksa suhu tubuh wisatawan yang akan masuk ke zona 1 kawasan Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Rabu (8/7/2020). Pihak Balai Konservasi Borobudur (BKB) membuka kembali zona 1 candi Borobudur untuk umum yang ditutup akibat pandemi COVID-19 sejak (15/7/2020), tapi pengunjung belum diperbolehkan menaiki struktur candi Borobudur.
Foto: ANTARA/ANIS EFIZUDIN
Pengguna Jasa Perjalanan Wisata di Yogyakarta Masih Landai. Petugas memeriksa suhu tubuh wisatawan yang akan masuk ke zona 1 kawasan Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Rabu (8/7/2020). Pihak Balai Konservasi Borobudur (BKB) membuka kembali zona 1 candi Borobudur untuk umum yang ditutup akibat pandemi COVID-19 sejak (15/7/2020), tapi pengunjung belum diperbolehkan menaiki struktur candi Borobudur.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Derah Istimewa Yogyakarta menyebutkan pengguna jasa perjalanan wisata di wilayah setempat masih landai karena sebagian besar wisatawan memilih menggunakan kendaraan pribadi.

"Yang masuk ke Yogyakarta kebanyakan adalah grup-grup kecil atau grup keluarga yang terdiri empat sampai lima orang. Kebanyakan membawa mobil sendiri," kata Ketua Asita DIY Udhi Sudiyanto, Rabu (19/8).

Baca Juga

Menurut dia, akses menuju Yogyakarta yang dapat ditempuh dalam waktu lebih singkat melalui tol semakin membuat masyarakat memutuskan menggunakan kendaraan pribadi. Menurut Udhi, selain membawa kendaraan sendiri wisatawan kategori rombongan kecil juga biasanya mampu mencari hotel atau penginapan secara mandiri.

"Sekarang banyak hotel sehingga mereka dengan mudah mendapatkan hotel sendiri," kata dia.

Biasanya, biro perjalanan wisata anggota Asita DIY lebih banyak melayani grup besar. Namun demikian, sesuai protokol kesehatan serta aturan yang berlaku di DIY, rombongan dengan jumlah besar belum diperkenankan masuk.

"Kami juga benar-benar menerapkan anjuran pemerintah. Sesuai protokol kesehatan kapasitas wisatawan benar-benar 50 persen dari kapasitas mobil," kata dia.

Menurut dia, Asita DIY masih menggencarkan promosi destinasi wisata ruang terbuka untuk menarik kunjungan wisata saat tatanan normal baru diterapkan di DIY. Menurut Udhi, di masa pandemi, destinasi wisata ruang terbuka cenderung lebih aman dikunjungi wisaovidOVID-19 lebih kecil.

Meski demikian, ia membebaskan biro perjalanan wisata anggota Asita DIY menentukan destinasi wisata mana saja yang akan disasar. "Mereka bebas menentukan. Tentu kita diskusikan dengan seluruh anggota, kira-kira destinasi mana saja yang sudah siap secara prosedur kesehatan," kata dia.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo menyebutkan puncak pengunjung yang datang ke DIY Ahad (16/08) hampir mencapai 49 ribu wisatawan yang masuk mengunjungi DIY. Dari total wisatawan ini warga DIY masih mendominasi, disusul wisatawan Jateng, Jatim, Jabar dan DKI Jakarta.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement