Kamis 20 Aug 2020 05:09 WIB

Davies: Final Liga Champions, Mimpi Jadi Kenyataan

Bayern Muenchen melenggang ke final Liga Champions usai mengalahkan Lyon 3-0.

Rep: Afrizal Rosikhul Ilmi/ Red: Didi Purwadi
Pemain Bayern Muenchen merayakan gol kedua Serge Gnarby saat menghadapi Olympique Lyon di babak semifinal Liga Champions di Stadion Jose Alvalade, Lisbon, Portugal, pada Rabu (19/8).
Foto: Miguel A. Lopes/Pool via AP
Pemain Bayern Muenchen merayakan gol kedua Serge Gnarby saat menghadapi Olympique Lyon di babak semifinal Liga Champions di Stadion Jose Alvalade, Lisbon, Portugal, pada Rabu (19/8).

REPUBLIKA.CO.ID, LISBON -- Alphonso Davies mengatakan, bermain di final Liga Champions adalah mimpi yang menjadi kenyataan. Ia berhasil membantu Bayern Muenchen lolos ke final Liga Champions setelah tim menang 3-0 atas Olypique Lyon di Estadio Jose Alvalade, Lisbon, Portugal, pada Kamis (20/8) dini hari WIB.

Dua gol diciptakan oleh Serge Gnabry di babak pertama. Tambahan satu gol oleh Lewandowski di menit ke-88.

Pemain muda Kanada ini tampil cemerlang sebagai bek kiri tahun ini, dengan penyampaian serangannya dan kecepatan pemulihan defensifnya kembali diperlihatkan dalam kemenangan atas Lyon. Mengutip dari Independent, Davies mengatakan tim Jerman sepenuhnya fokus untuk mengakhiri musim dengan lebih banyak trofi, setelah tujuh tahun sejak kesuksesan terakhir mereka di Eropa.

"Rasanya bagus, semua orang senang dan bermain bagus," kata Davies kepada BT Sport, Kamis (20/8). "Kami tahu lawan kami adalah tim yang bagus, kami akan merayakannya sedikit lalu fokus pada pertandingan berikutnya," terangnya.

"Bagi saya itu adalah mimpi yang menjadi kenyataan, bermain di Liga Champions dan mencapai final," tambah Davies.

Final itu sendiri sudah dianggap sebagai bentrokan raksasa penyerang, dengan Kylian Mbappe, Neymar dan Angel Di Maria di satu sisi. Ada rekan setim Davies yakni Robert Lewandowski, Serge Gnabry dan Thomas Muller di sisi lain.

Tapi, Davies mengatakan, meskipun gayanya adalah berpikiran ofensif, itu karena ada kualitas di bagian lain lapangan sehingga mentalitas bisa menyerang tanpa henti, serta keinginan kuat Bayern menjadi faktor kunci.

"Kami mencoba (untuk menyerang), kami memiliki orang-orang yang solid di belakang (jadi) kami mencoba untuk maju sebanyak mungkin dan itu tampaknya berhasil," katanya.

"Orang-orang ini telah memenangkan segalanya tetapi semua orang masih bersemangat, bahkan setelah memenangkan banyak gelar," katanya.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement