REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Penasihat perdagangan Gedung Putih, Peter Navarro menuding Partai Demokrat dan Partai Komunis China telah membuat kesepakatan untuk mengalahkan Presiden Donald Trump, dalam pemilihan presiden (pilpres) November mendatang. Namun, Navaro tidak menjelaskan secara rinci terkait tudingan tersebut.
“Apa yang saya pikir terjadi di sini adalah bahwa Partai Demokrat dan Partai Komunis China telah masuk ke dalam tujuan bersama untuk mengalahkan Donald J. Trump dan seluruh strategi mereka, seluruh strategi mereka didasarkan pada menyalahkan pemerintahan ini atas pandemi global yang diciptakan oleh Partai Komunis China," kata Navarro, dilansir The Hill, Kamis (20/8).
Pada Rabu (19/8), Navarro mengkritik Konvensi Nasional Demokrat dan menggambarkannya sebagai kegagalan untuk mengakui kesalahan China terkait penyebaran virus Corona. Selain itu, Navarro juga menyalahkan China atas 170 ribu kematian di Amerika Serikat (AS) akibat pandemi virus Corona.
Trump telah menghadapi kritik atas penanganan terhadap virus Corona, termasuk menunda untuk melakukan pengujian saat awal pandemi. Ia juga mendorong bisnis dan sekolah kembali dibuka.
Penanganan pandemi oleh pemerintahan Trump telah menjadi fokus utama Demokrat dalam konvensi nasional. Navarro menegaskan, dukungan Demokrat terhadap China menunjukkan bahwa jika Joe Biden terpilih maka dia akan menyerahkan AS ke Partai Komunis Cina.
"Mereka tidak lagi berbicara tentang kebijakan. Mereka hanya berbicara tentang Donald Trump yang buruk. Itulah keseluruhan strategi mereka," ujar Navarro.
Pejabat tinggi kontraintelijen AS, William Evanina mengatakan, China lebih memilih agar Trump tidak terpilih kembali dalam pilpres mendatang. Menurutnya, China akan memperluas upaya untuk membentuk lingkungan kebijakan di AS serta menekan tokoh-tokoh politik yang bertentangan dengan kepentingan China.