Kamis 20 Aug 2020 09:56 WIB

Nasib Orang Saleh Tapi Gemar Mengeluh Jalani Hidup

Orang yang saleh tapi gemar mengeluh dianggap tidak terpuji.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Nashih Nashrullah
Orang yang saleh tapi gemar mengeluh dianggap tidak terpuji. Ilustrasi ibadah orang saleh.
Orang yang saleh tapi gemar mengeluh dianggap tidak terpuji. Ilustrasi ibadah orang saleh.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Orang yang saleh dengan orang yang bertobat sama-sama golongan yang terpuji di sisi Allah SWT. Namun demikian, Allah kurang menyukai hamba-hamba-Nya yang kian mengeluh tiada henti meskipun ia saleh dalam ibadah individual.

Imam Ibnu Qayyim Al-Jauzi dalam kitabnya yang dialihbahasakan ke Indonesia berjudul Menjadi Ahli Ibadah yang Kaya menjelaskan, sesungguhnya Allah SWT lebih menyukai hamba-Nya yang bertobat dibandingkan dengan orang saeh yang berputus asa. 

Baca Juga

Orang meskipun saleh namun apabila ia kerap didera rasa putus asa di setiap waktu, maka ia seperti menafikan kekuasaan dan takdir Allah SWT. Tentu saja, berputus asa berbeda dengan mengeluh dan mengadu kepada Allah. 

Mengeluh dan mengadu kepada Allah memang wajar dilakukan oleh para hamba-hamba-Nya, namun demikian dianjurkan agar jangan sampai keluhan tersebut berujung menjadi sikap berputus asa pada takdir yang tengah dijalani.

Imam Ibnu Qayyim menyebutkan bahwa sesungguhnya Allah lebih berbahagia apabila melihat orang-orang yang bertobat. Mereka-mereka yang berhijrah dari hal-hal buruk menuju kepada hal-hal baik dengan semangat prima.

Semangat itulah yang diapresiasi Allah. Beda halnya dengan orang-orang yang berputus asa. Namun tentu saja, agama menyerukan kepada setiap umat Muslim agar bergerak menuju kebaikan dan menjauhi segala yang dilarang Allah kapanpun di manapun. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement