Kamis 20 Aug 2020 12:34 WIB

Sulitnya Muslim Tembus Panggung Politik Myanmar

Alasannya diduga karena sang kandidat menuliskan Islam dalam kolom agama formulir

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: A.Syalaby Ichsan
Puluhan ribu pengungsi Rohingya memperingati tahun kedua peristiwa genosida Myanmar yang menyebabkan eksodus mereka di Kamp Kutupalong, Cox’s Bazar, Bangladesh, Ahad (25/8).
Foto: Rafiqur Rahman/Reuters
Puluhan ribu pengungsi Rohingya memperingati tahun kedua peristiwa genosida Myanmar yang menyebabkan eksodus mereka di Kamp Kutupalong, Cox’s Bazar, Bangladesh, Ahad (25/8).

REPUBLIKA.CO.ID, Muslim di Myanmar kerap mendapat perlakuan diskriminasi. Mereka coba mengubahnya lewat jalur politik. Namun perjuangan resmi itu terus saja dijegal oleh penguasa jelang pemilihan umum (pemilu) parlemen pada November mendatang.

Sekretaris Partai Kongres Persatuan Nasional (NUCP) Aye Ko mengatakan mayoritas kandidat yang diajukan partainya mengalami penolakan. Alasannya diduga hanya karena sang kandidat menuliskan Islam dalam kolom agama dari formulir pendaftaran.

Aye Ko menyebut NUCP sudah memilih empat kandidat untuk berkompetisi di daerah pemilihan (dapil) Yangon dan satu di dapil Mandalay."Kami daftarkan 12 kandidat, sebelas diantaranya ditolak," kata Aye Ko dilansir dari RFA Myanmar Service pada Kamis (20/8).

Aye Ko mengklaim penolakan itu dilandasi keyakinan pada Islam. Sedangkan penyelenggara pemilu berdalih penolakan akibat keraguan pada keaslian kewarganegaraan orang tua mereka.