Kamis 20 Aug 2020 14:45 WIB

AS Cegat Pesawat Tujuan Venezuela Bermuatan Senjata Api

Pilot pesawat tujuan Venezuela menyebut bisnis senjata apinya legal

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Bendera Venezuela
Foto: walls-world.com
Bendera Venezuela

REPUBLIKA.CO.ID, MIAMI -- Petugas bea cukai Amerika Serikat (AS) mencegat sebuah jet pribadi tujuan Venezuela di Florida. Jet itu membawa 82 senjata api, termasuk senapan sniper, serta 63 ribu butir amunisi.

Dua pilot Venezuela, Luis Alberto Patino dan Gregori Mendez telah ditangkap pada Sabtu (15/8) lalu dan didakwa menyelundupkan uang tunai dan barang dalam jumlah besar dari AS. Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS (CBP) dalam rilis persnya Selasa (18/8) mengatakan, pilot tersebut secara ilegal memiliki senjata api.

Baca Juga

Alasan senjata tersebut dibeli belum jelas hingga kini. Namun, penangkapan dua pilot dan penyitaan pesawat tersebut terjadi ketika ketegangan antara AS dan Venezuela meningkat belakangan, termasuk tuduhan bahwa oposisi presiden Nicolas Maduro telah mencari dukungan dari AS.

Rilis CBP mengatakan, bahwa jet yang dicegat itu terdaftar di Venezuela dalam tujuannya di pulau Karibia St. Vincent dan Grenadines. Namun, agen khusus Investigasi Keamanan Dalam Negeri AS, Jared Rine mengatakan, salah satu terdakwa mengaku bahwa tujuan akhir pesawat itu adalah Venezuela.

"Dari pelajaran dan pengalaman saya, saya tahu bahwa pilot telah mengajukan rencana penerbangan ke negara pihak ketiga untuk menghindari deteksi tujuan akhir mereka agar menghindari pengawasan otoritas penegakan hukum," ujar Rine dalam pernyataan tertulisnya.

Belakangan, pesawat yang terdaftar di Venezuela dan pilot Venezuela telah mendapat pengawasan ketat karena menyelundupkan emas, kokain, dan barang-barang lainnya. Sebab pemerintahan Trump telah meningkatkan upaya untuk mengisolasi pemerintah Maduro. Sebagai bagian dari upaya tersebut, semua pesawat yang terdaftar di AS dilarang terbang ke Venezuela.

Pernyataan AS mengatakan agen bea cukai diinfokan tentang pergerakan pesawat yang mencurigakan di Bandara Internasional Fort Lauderdale-Hollywood. Menurut pernyataan tertulis Rine, pesawat itu dirujuk untuk pemeriksaan bea cukai sesaat sebelum jadwal lepas landas pada Sabtu sore. Ketika agen tiba, mereka menemukan awak darat mengeluarkan sekitar 50 kotak dari pesawat.

"Petugas CBP mengamati bahwa pesawat telah terisi penuh, dari kokpit kembali ke WC, dengan peti dan kotak senjata, amunisi dan barang-barang rumah tangga," kata Rine.

Pernyataan CBP mengatakan total 82 senjata api, termasuk senapan sniper kaliber, 50 Barrett dan 18 senapan, ditambah 63 ribu butir amunisi, ditemukan. Penekan senjata api juga ditemukan serta pelindung tubuh. Orang-orang itu juga membawa uang tunai yang tidak dilaporkan dan cek senilai lebih dari 20 ribu dolar AS.

Pilot Patino mengatakan kepada agen bahwa dia dan co-pilot membeli senjata di internet dan dari toko ritel di Florida saat menyewa apartemen selama tiga bulan terakhir di kota dekat Coral Spring. Kedua pria tersebut juga terdaftar sebagai manajer dari sebuah perusahaan yang terdaftar di Florida, PM Global Services LLC, yang dibuat pada bulan Juni untuk tujuan setiap dan semua bisnis yang sah. Mendez juga berafiliasi dengan empat perusahaan tambahan yang terdaftar di Florida.

Seorang pembela umum yang ditugaskan untuk mewakili Patino tidak segera menanggapi email yang meminta komentar. Tidak ada pengacara terdaftar untuk Mendez.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement