REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI – Turki dan Qatar lebih dalam terlibat dalam mendukung rezim Ikhwanul Muslimin di Tripoli, Libya. Terlepas dari embargo senjata, Turki mengangkut ribuan tentara bayaran, terutama dari milisi jihadis di Suriah, dan senjata ke rezim tersebut.
Dalam melakukannya, Turki bekerja sama dengan Qatar, sponsor utama Ikhwanul Muslimin lainnya. Namun, ini adalah pertama kalinya Qatar menunjukkan dukungan terbuka bagi gerakan Islamis tersebut di Libya. Bagi Qatar, tentu tujuannya adalah untuk memperkuat posisinya sendiri dalam berhadapan dengan pesaing regionalnya, Arab Saudi. Arab Saudi sendiri adalah salah satu penentang Ikhwanul Muslimin dan poros Ankara-Doha-Tripoli.
Pada Senin (17/8), Turki, Qatar, dan rezim Ikhwanul Muslimin di Tripoli, Libya, menandatangani perjanjian militer untuk melatih pasukan-pasukan yang kemudian disebut pemerintah persatuan.
Dilansir di ANF News, Kamis (20/8), menteri pertahanan Qatar dan Turki menandatangani perjanjian militer tersebut dengan pemerintahan Ikhwanul Muslimin di Tripoli selama kunjungan ke ibukota Libya tersebut.
Salah al-Namrutsh, Wakil Menteri Pertahanan Libya rezim Ikhwanul Muslimin, mengatakan bahwa kesepakatan tentang kerjasama trilateral untuk pembentukan kamp pelatihan militer telah disepakati dengan Turki dan Qatar. Personel militer dari 'pemerintah persatuan' itu kini akan dilatih di akademi militer Turki dan Qatar.
Lebih jauh, penempatan 'para penasihat militer' telah disepakati secara kontrak. Perjanjian tersebut mengancam eskalasi lebih lanjut di Libya dengan campur tangan negara-negara tetangga. Libya berada di tengah perang proksi, di mana Turki ingin menegaskan ambisi neo-Utsmaniyahnya melawan kepentingan Rusia dan Mesir.
Sumber: https://anfenglish.com/news/libya-turkey-and-qatar-want-to-train-muslim-brotherhood-troops-46058