REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi I DPR RI Abdul Kadir Karding menyayangkan kehadiran Duta Besar Palestina Zuhair Al-Shun dalam deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), pada Selasa (18/8). Karding pun meminta Zuhair dipulangkan ke Palestina dan meminta pengganti.
"Walaupun sudah diklarifikasi, dalam nalar berpikir saya, masak iya sih, sebesar institusi kedutaan besar tidak memahami tidak memiliki intelijen, tidak memiliki protokoler untuk menghadiri acara-acara tertentu," kata Karding di Jakarta, Kamis (20/8).
Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) berpendapat, bahwa insiden kedatangan Dubes Palestina di acara KAMI tersebut tidak dapat selesai meski sudah diklarifikasi ke publik. Menurutnya, otoritas Indonesia harus memanggil Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair Al-Shun untuk dimintai keterangan dan klarifikasi secara langsung.
Mantan wakil ketua tim pemenangan Presiden Joko Widodo ini mengatakan, tidak menutup kemungkinan adanya unsur kesengajaan terkait hal tersebut. Dia meminta Palestina untuk memulangkan Duta Besar Zuhair Al-Shun dan mengganti dengan sosok yang lebih berhati-hati dan profesional dalam bersikap di Indonesia ini.
"Jangan lupa bahwa pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Pak Jokowi itu selalu memberi support moral, logistik, dan juga dukungan politik untuk kemerdekaan Palestina, itu yang mestinya harus dipahami oleh Pak Dubes," katanya.
Duta Besar Zuhair Al-Shun telah memberikan klarifikasi terkait kedatangannya itu. Dia mengaku tidak mengetahui bahwa dirinya datang dalam acara dekelarasi KAMI. Dia mengatakan, datang untuk memenuhi undangan Din Syamsudin sebagai Ketua Persahabatan Persahabatan Indonesia Palestina untuk merayakan HUT ke-75 RI.
"Kami ingin menegaskan bahwa partisipasi kami berdasarkan pada pemahaman bahwa acara tersebut adalah acara peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia dan bukan yang lainnya," demikian bunyi pernyataan pers Kedutaan Besar Palestina.
Mereka mengatakan, kehadiran Duta Besar di acara tersebut hanya berlangsung selama lima menit, ketika menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia yang itu adalah sesuatu yang sakral bagi seluruh rakyat Indonesia. Zuhair menegaskan, bahwa Palestina selalu menudukung dan mengapresiasi pemerintahan RI dalam memandang Palestina.
Kehadiran Zuhair dalam acara tersebut menjadi sorotan yang dinilai sarat kepentingan politis. Sebab, perwakilan asing sewajibnya mengambil sikap netral, dan tidak boleh terlibat dalam kegiatan politik apa pun di dalam negeri.