Kamis 20 Aug 2020 17:45 WIB

PBNU: Manfaatkan Muharram untuk Terlepas dari Krisis

Muharram merupakan salah satu dari empat bulan istimewa yang diciptakan Allah.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Ratna Puspita
Umat muslim melakukan doa. Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Marsudi Syuhud berharap umat mampu memanfaatkan Muharram agar Indonesia bisa terlepas dari krisis kesehatan dan ekonomi akibat pandemi dengan menghaturkan doa dan mengerjakan amalan-amalan shaleh di Muharram.
Foto: ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani
Umat muslim melakukan doa. Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Marsudi Syuhud berharap umat mampu memanfaatkan Muharram agar Indonesia bisa terlepas dari krisis kesehatan dan ekonomi akibat pandemi dengan menghaturkan doa dan mengerjakan amalan-amalan shaleh di Muharram.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Marsudi Syuhud mengatakan, bulan Muharram tahun ini diharapkan menjadi ajang muhasabah bagi setiap pihak agar terlepas dari pandemi virus corona jenis baru (Covid-19) dan dampak yang menyertainya. Ia juga berharap umat mampu memanfaatkan Muharram agar Indonesia bisa terlepas dari krisis kesehatan dan ekonomi akibat pandemi.

KH Marsudi mengatakan caranya, yakni dengan menghaturkan doa dan mengerjakan amalan-amalan shaleh di Muharram. Menurut dia, Muharram merupakan salah satu dari empat bulan istimewa yang diciptakan Allah.

Baca Juga

“(Bulan) Muharram itu bagian dari arba’atun hurum (empat bulan yang istimewa) dalam Islam. Maka jika melakukan amalan baik di bulan ini, ganjarannya bisa berlipat-lipat,” kata KH Marsudi saat dihubungi Republika, Kamis (20/8).

Karena setiap amalan baik akan diganjar dengan ganjaran yang berlipat ganda oleh Allah, kata dia, maka dianjurkan kepada setiap umat Muslim untuk saling tolong-menolong di masa Covid-19 ini. Tak lupa, ia juga mengimbau kepada seluruh kaum Muslimin untuk tak lupa menghaturkan doa agar Indonesia terbebas dari jeratan pandemi.

Di sisi lain, sikap optimistis juga diperlukan dalam kondisi yang serba sulit akibat Covid-19. Menurutnya, dengan semangat optimisme maka umat sesungguhnya tengah menjalankan atau berikhtiar menyelesaikan ujian yang diberikan Allah SWT.

Sebab sebagaimana janji Allah yang disebutkan dalam Alquran, kata beliau, Allah tak akan memberikan ujian kepada hamba-Nya apabila hamba-Nya tak sanggup. Artinya, kata beliau, sesungguhnya dengan ujian berupa Covid-19 yang melanda ini, Allah telah menakar kemampuan setiap hamba-Nya.

“Kita tetap harus optimistis dan tawakal, kita harus yakin bahwa pasti ada jalan keluar dari Covid-19 ini,” ujarnya.

KH Marsudi pun mengingatkan agar umat tetap berfokus pada penanggulangan Covid-19 dan pemulihan ekonomi saat ini. Dan hal yang tak kalah penting adalah memanfaatkan Muharram sebagai ajang untuk menunaikan amalan-amalan baik dan terpuji sebagaimana yang diajarkan agama. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement