REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Fitrianto*
Indonesia dipercaya menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2021. Event yang diikuti 24 negara ini, rencananya akan digelar pada 20 Mei-11 Juni 2021. Sebagai tuan rumah, Indonesia memasang target yang cukup tinggi. Presiden Joko Widodo meminta minimal lolos dari babak penyisihan. Sedangkan, PSSI punya tekad bisa melaju ke delapan besar dan berharap bisa tampil di semifinal.
Untuk mencapai target tersebut tentulah tidak mudah. Apalagi Indonesia tampil di ajang tersebut bukan karena mengikuti kualifikasi, tetapi jatah sebagai tuan rumah. Sehingga untuk bisa memenuhi target tersebut PSSI harus bekerja keras membentuk timnas tangguh. Pemerintah melalui Kemenpora hanya mengurusi penyelenggaraan.
PSSI melalui ketua umumnya Mochamad Iriawan dalam sebuah diskusi virtual pada awal Juli lalu memaparkan sejumlah langkah untuk bisa mencapai target prestasi tersebut. Dari banyak cara itu, salah salah satu yang sempat terlihat dalam materi presentasinya adalah soal nasionalisasi/naturalisasi pemain muda.
Dalam materi tersebut, tertulis PSSI siap melakukan 'cara-cara yang luar biasa' agar bisa mencapai sukses prestasi di Piala Dunia, di antaranya menaturalisasi pemain muda. Entah kenapa, slide materi presentasi pada bagian tersebut buru-buru dipindahkan oleh Iwan Bule, sapaan Iriawan, tanpa ada penjelasan sedikit pun.
Dalam materi di slide tersebut terpampanh foto tiga pemain muda dari Brasil. Di situ dicantumkan nama, posisi pemain, usia, serta tinggi badan. Ketiganya masih berusia 18 tahun dan bertinggi badan minimal 191 cm.
Sebulan berselang, jurnalis senior Mahfudin Nigara, yang saat ini menjabat sebagai Staf Khusus Menpora Bidang Pengembangan dan Prestasi Olahraga, dalam sebuah wawancara media, maupun melalui tulisannya di akun Facebook, menjelaskan saat ini sudah ada lima sampai enam pemain muda Brasil yang siap untuk dinaturalisasi. Selain itu, ada juga pemain berdarah Indonesia yang merumput di Kroasia. Mereka berpeluang menyusul bek Ipswich Town, Elkan Baggot, yang sudah lebih dulu bergabung dengan TC timnas U-19. Elkan pemain berdarah Indonesia-Inggris.
Kemudian, satu dari tiga pemain yang namanya tercantum dalam materi presentasi Iwan Bule, ternyata sudah berlatih bersama tim elite Liga 1 Persija Jakarta, mulai Rabu (19/8). Dia Maike Henrique Irene de Lima. Satu lagi nama yang mirip seperti dalam slide Iwan Bule tersebut adalah Pedro Bartoli Jardim. Ia sudah diumumkan bergabung dengan Arema FC pada Kamis (20/8).
Di luar tiga nama di dalam materi presentasi Iwan Bule itu, ada sejumlah pemain muda lainnya asal Brasil yang juga ikut bergabung ke tim-tim Liga 1, yakni Thiago Apolinario (Persija), Hugo Guilherme Correa Grillo (Arema), dan Robert Junior Rodrigues Santos (Madura United).
Uniknya, Persija yang pertama kali mengumumkan kedatangan dua pemain asal Negeri Samba ke dalam tim mereka hanya mengatakan akan mencoba duo Brasil itu. Status keduanya trial. Agak membingungkan karena tak ada urgensi apa pun bagi Persija menambah pemain baru jika dikaitkan dengan Liga 1. Sebab, stok pemain asing Persija saat ini sudah penuh, diisi Rohit Chand, Marco Motta, Marc Klok, dan Marko Simic. Keempatnya juga tak diketahui bermasalah dengan manajemen atau pelatih Macan Kemayoran.
Arema sedikit lebih terbuka dengan mengatakan mendapatkan tawaran menggaet dua pemain muda asal Brasil itu. Namun Manager Arema FC Ruddy Widodo dalam keterangan medianya, dikutip Antara, mengeklaim keputusan merekrut kedua pemain muda itu inisiatif murni manajemen untuk investasi jangka panjang tim, bukan permintaan pihak tertentu.
Arema mengharapkan pemerintah membantu administrasi status kewarganegaraan kedua pemain Brasil itu. "Investasi pemain asing muda ini penting untuk merangsang pembinaan usia dini agar menciptakan iklim persaingan yang kompetitif," kata Ruddy.
Momentum Piala Dunia U-20 tahun depan, lanjut Ruddy, juga diharapkan merangsang persaingan para pemain muda, baik lokal maupun asing.
Sementara akun media sosial Madura United lebih gamblang lagi. Pada Rabu (19/8), akun Instagram Madura United mengumumkan akan memperkenalkan penggawa baru yang disebut sebagai 'calon pemain timnas U-20'. Tidak disebutkan asal negara pemain tersebut. Keesokan harinya, muncul nama Robert Junior Rodrigues Santos. Benar, ia asal Brasil.
Namun petinggi Madura United mencoba menampik keterkaitan pemain baru yang diumumkan dengan agenda PSSI menaturalisasi pemain demi membangun timnas U-20 yang tangguh. Direktur Madura United Haruna Soemitro yang dihubungi Republika.co.id, mengaku belum mengetahui soal kedatangan pemain Brasil ini. Ia mengatakan, sedang ke Madura untuk mengecek infonya, karena pada Kamis, tim direncanakan mengikuti tes swab dan Jumat (21/8) mulai berlatih.
Haruna yang juga anggota Exco PSSI ini kemudian mengatakan, hal yang biasa jika ada pemain asing datang. "Ini hal yang biasa, liga mau digelar kemudian ada pemain asing datang untuk dicoba. Bagus kan kalau ada pemain muda yang datang? Ada kemajuan, karena sebelumnya kan katanya kita mendatangkan pemain tua," kata Haruna.
Ia mengatakan, Madura United mencoba pemain baru karena pemain asing sebelumnya masih negosiasi ulang. Ia berdalih, kedatangan Robert Junior Rodrigues Santos untuk berjaga-jaga andai tidak tercapai kesepakatan dengan pemain asing sebelumnya.
"Ini mau kompetisi jadi klub pasti akan mencari pemain sesuai dengan yang dibutuhkan. Jangan kita paranoid, ada pemain asing datang langsung dikaitkan dengan naturalisasi. Tidak mudah melakukan naturalisasi, perlu proses. Jelang menjadi tuan rumah piala Dunia U-20, kemudian ada pemain muda lalu dikaitkan dengan naturalisasi. Saya tegaskan, PSSI tidak ada program naturalisasi menitipkan pemain di klub," kata Haruna mrnambahkan.
General Manager PSIS Semarang Wahyu Liluk ketika dihubungi Republika.co.id, mengatakan di klubnya tidak ada pemain muda Brasil. Ia mengaku belum mendapat informasi kalau PSSI mau menitipkan pemain muda asal Brasil ke PSIS.
"Yang saya tahu untuk pemain muda lokal yang dipanggil TC Timnas dan belum punya klub, agar klub Liga 1 mau menampungnya. Kami siap kalau untuk itu, tapi itu belum diputuskan juga. PSIS sendiri ada tiga pemain mudanya yang dipanggil TC timnas," jelas Liluk.
Sesmenpora Gatot S Dewa Broto ketika dihubungi secara terpisah menyatakan, untuk urusan naturalisasi pemain itu sepenuhnya menjadi tanggung jawab PSSI. "Kita sudah berbagi tugas. Kemenpora urusannya sukses penyelenggaraan, sementara PSSI sukses prestasi. Bagaimana caranya, itu semua urusan PSSI. Sejauh ini, kita belum dapat permintaan resmi naturalisasi," katanya singkat.
PSSI pun kemudian mengeluarkan pernyataan pada Kamis sore perihal pemain muda asing ini. Direktur Teknik PSSI Indra Sjafri menegaskan, kedatangan sejumlah pemain asing dari Brasil ke Arema FC, Persija, dan Madura United murni kebutuhan klub tersebut.
"Kedatangan para pemain asing muda dari Brasil ini tidak ada kaitannya dengan PSSI. Itu urusan klub klub Liga 1. Pemain yang dipanggil timnas Indonesia tentu harus berpaspor Indonesia,” kata Indra Sjafri, dikutip dari laman resmi PSSI.
Dalam wawancara dengan awak media saat latihan timnas U-19, Kamis sore, Indra Sjafri menegaskan soal pemain naturalisasi hak mutlak pelatih Shin Tae-yong. Tapi ketika diberi tahu soal nama pemain muda Brasil di materi pemaparan Iwan Bule dalam webinar sebulan lalu kini bergabung dengan Persija, Indra berdalih tak tahu. Ia menegaskan, sejauh ini jalinan komunikasinya dengan Iwan Bule belum pernah membahas soal naturalisasi pemain untuk timnas U-19.
Sementara Shin yang dikonfirmasi seusai latihan mengaku memang tertarik mencari pemain naturalisasi untuk menambah kekuatan tim. Namun, dia menegaskan pemain yang menjadi incarannya di luar negeri mesti sosok berdarah Indonesia seperti Elkan Bagott. "Tidak ada rencana untuk menaturalisasi pemain asal Brasil," kata Shin menjelaskan melalui penerjemahnya.
Menarik dinanti ujung teka-teki soal pemain muda asing asal Brasil yang serbakebetulan dengan pemaparan Ketua Umum PSSI ini. Sebab, rumor soal naturalisasi pemain asing untuk timnas U-20 sudah mulai merebak sejak dua bulan lalu.
Pastinya, kita berharap timnas U-20 tahun depan akan dihuni para pemain berdarah Indonesia atau keturunan Indonesia, baik yang bermain di sini atau luar negeri. Jangan sampai demi target tinggi, timnas kita dihuni wajah-wajah asing. Kalau benar nantinya 'cara-cara luar biasa' tetap diambil PSSI dengan menarik pemain muda asal Brasil, sia-sia saja pembinaan talenta muda di klub, kompetisi Pro Elite Academy, kompetisi Piala Kemenpora, dan program Garuda Select di Inggris. Untuk apa letih berpeluh mengembangkan talenta muda jika saat kesempatan datang unjuk gigi, yang diambil remaja dari negara lain, bukan produk asli binaan sendiri. Andai berprestasi, sulit untuk berbangga hati.
*penulis adalah jurnalis Republika.co.id