REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD, menanggapi adanya tuding-menuding terhadap sekelompok orang yang berkumpul dan kemudian disebut sebagai gerakan politik. Menurutnya, baik yang menuding maupun yang dituding sama-sama berekspresi politik.
"Ketika ada sekelompok orang berkumpul dan membuat statement dituding sebagai gerakan politik. Yang dituding bilang bukan politik. Sebenarnya yang menuding dan yang dituding sama-sama berekspresi politik karena berbicara tentang negara," cuit Mahfud melalui akun twitter pribadinya @mohmahfudmd, dikutip Kamis (20/8).
Saat dikonfirmasi lebih lanjut apakah cuitannya tersebut mengarah pada Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), Mahfud mengaku, cuitan itu ditujukan kepada siapa saja. Dia kemudian mengatakan, tidak masalah apabila ada pihak yang menuding KAMI melakukan gerakan politik. Ia justru merasa aneh jika ada yang membantah itu dan mengstakan KAMI tidak berpolitik.
"Anehnya, ada yang membantah dan bilang bahwa KAMI tidak berpolitik. Memangnya mengapa sih kalau berpolitik? Itu kan bukan hanya boleh, melainkan juga keniscayaan," tuturnya.
Mahfud juga menilai, berpolitik adalah fitrah. Tidak ada orang tidak terikat organisasi politik yang berwujud negara. Dia pun merasa tergelitik ketika ada anggota dewan yang meminta pihak lain untuk tidak bermain politik di DPR.
"Yang lucu, sering ada anggota DPR yang bilang, 'jangan bermain politik di sini.' Padahal di DPR memang tempatnya berpolitik. Masa, orang datang ke DPR dilarang berpolitik? Berpolitik itu adalah fitrah, tak ada orang yang tak terikat organisasi politik yang berwujud negara," terangnya.