REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat mengukur pohon medang (Litseasp) berusia ratusan tahun yang tumbuh di hutan rakyat Nagari Koto Malintang, Kecamatan Tanjungraya, Kabupaten Agam.
Pengendali Ekosistem Hutan BKSDA Sumatera Barat Ade Putra mengatakan bahwa menurut hasil pengukuran pohon medang yang diperkirakan berusia sekitar 560 tahun itu memiliki diameter 4,6 meter, lingkar batang 14 meter, tinggi bebas cabang 34 meter, dan tinggi total 50 meter lebih.
"Pohon kayu ini merupakan yang terbesar di Indonesia, bahkan di dunia, karena kayu tane mahuta di Selandia Baru saja berukuran 4,4 meter (diameternya)," kata Ade.
Menurut dia, warga sekitar hutan rakyat ikut menjaga pohon kayu tersebut. "Kalau di hutan lindung ditemukan pohon kayu besar itu hal biasa, namun tumbuh di hutan rakyat hal luar biasa," katanya.
Wali Nagari Koto Malintang Naziruddin menuturkan, pohon kayu itu pertama kali ditemukan tahun 2013, pada masa awal dia dilantik menjadi wali nagari atau kepala desa adat.
Penerima hadiah Kalpatarutahun 2013 itu mengemukakan rencana menjadikan tempat tumbuh pohon medang tua tersebut sebagai objek wisata alam.
"Selama ini wisatawan hanya berkunjung ke Museum Buya Hamka dan setelah itu langsung ke Bukittinggi. Dengan adanya destinasi itu, maka wisatawan bisa berkunjung ke kayu besar," katanya.