Jumat 21 Aug 2020 00:36 WIB

Erick: Kerja Sama Vaksin tak Hanya Sekadar Transaksi

Penyaluran bahan baku vaksin dari Sinovac akan dimulai pada November mendatang.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Andi Nur Aminah
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri BUMN Erick Thohir melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Cina, Wang Yi di Sanya, China, Kamis (20/8) waktu setempat.
Foto: Dok Kementerian Luar Negeri RI
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri BUMN Erick Thohir melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Cina, Wang Yi di Sanya, China, Kamis (20/8) waktu setempat.

REPUBLIKA.CO.ID, SANYA -- Menteri BUMN sekaligus Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Erick Thohir mengatakan, kerja sama dengan perusahaan farmasi dan manufaktur vaksin Covid-19 China bukan hanya sekadar RI membeli saja. Melainkan menularkan atau mentransfer pengetahuan dan teknologi.

"Bio Farma bekerja sama dengan Sinovac adalah sebuah kerja sama yang win-win, menang-menang, bahwa Bio Farma tidak hanya tukang jahit tetapi Bio Farma adalah sebuah kesepakatan dengan Sinovac yang ada yang namanya transfer knowledge dan transfer teknologi," ujar Menteri Erick dalam pengarahan media secara daring pada Kamis malam.

Baca Juga

Erick berharap semua pihak bangkit dari krisis Covid-19 sesuai dengan timeline yang telah dibuat. Erick menjelaskan bahwa penyaluran bahan baku vaksin dari Sinovac akan dimulai pada November mendatang. Erick menegaskan bahwa kerja sama ini tak sekadar transaksi dari sisi ekonomi, melainkan pula transfer teknologi maupun pengetahuan seperti yang sudah ditandatangani antara Sinovac dengan Bio Farma.

Di kesempatan itu, Indonesia menyampaikan mengenai pentingnya jumlah vaksin yang memadai, tepat waktu, aman dan dengan harga yang terjangkau. Erick Thohir juga melihat adanya komitmen kuat dari sejumlah industri farmasi Cina untuk melakukan kerja sama vaksin dengan Indonesia. Selain pertemuan dengan Sinovac, Indonesia juga tengah menjajaki kerja sama dengan perusahaan farmasi Cina lainnya, yaitu CanSino Biologics dan Sinopharm.

"Kami di Komite memperbesar dan melakukan berbagai daya upaya untuk mengurangi penyebaran virus sambil terus membangun kemandirian bangsa lewat pengembangan vaksin Merah Putih dan terapi penyembuhan. Sambil menunggu vaksin Merah Putih, vaksin dari negara lain masih dibutuhkan untuk melindungi masyarakat Indonesia agar kesehatan Pulih, ekonomi bangkit," ujarnya menambahkan.

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi yang berkesempatan menyaksikan penandatangan perjanjian kerja sama Bio Farma dan Sinovac mengatakan, bahwa Indonesia juga terus terbuka dan menjajaki kerja sama internasional lainnya untuk memastikan dan mengakselerasi ketersediaan vaksin Covid-19 yang aman dan efektif di Indonesia.

Erick Thohir bersama dengan Menlu Retno Marsudi, pada Kamis (20/8) mengadakan pertemuan bilateral dengan State Councilor dan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi di Sanya, Hainan, serta dengan sejumlah perusahaan farmasi Cina. Penguatan kerja sama di bidang vaksin menjadi agenda utamanya.

Pertemuan ini merupakan pertemuan tindak lanjut dari pertemuan daring bersama Menteri Luar Negeri Wang Yi pada akhir bulan Juli 2020. Sebagai bagian dari peringatan hubungan diplomatik Indonesia-Cina ke-70 tahun, kedua negara berkomitmen untuk meningkatkan kerja sama di bidang vaksin. Pembicaraan ini sudah dilakukan sejak sebulan yang lalu.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement