REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPR RI Puan Maharani mengatakan parlemen harus melakukan terobosan agar bisa meringankan beban masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19.
"Di tengah kekhawatiran rakyat dan beban ekonomi yang bertambah, parlemen harus menunjukkan bahwa kita tidak berhenti sejenak pun serta terus bekerja untuk rakyat," kata Puan dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (21/8).
Hal itu disampaikan Puan saat berpidato dengan bahasa Inggris di acara Inter-Parliamentary Union 5th World Conference of Speakers of Parliament yang berlangsung secara virtual, Kamis (20/8). Puan mengatakan anggota parlemen harus semakin cepat menghasilkan Undang-Undang yang dapat membantu mengatasi dampak pandemi Covid-19, juga harus tetap dapat menangkap aspirasi rakyat.
"Justru di saat seperti ini, mereka ingin merasa lebih dekat dengan parlemen untuk menyampaikan aspirasinya. Karena itu, diperlukan terobosan-terobosan dalam cara kerja parlemen di tengah pandemi," ujarnya.
Politikus PDI Perjuangan itu mengatakan terobosan untuk membuat kehadiran parlemen lebih dirasakan menjadi hal penting dalam upaya menjaga kepercayaan masyarakat.
Menurut dia, kehadiran parlemen yang memberi dampak positif inilah yang akan membuat masyarakat memandang parlemen sebagai institusi yang tetap relevan dalam kehidupan mereka. Sejumlah terobosan itu menurut Puan telah dilakukan DPR RI untuk bisa tetap mendengar aspirasi dan membantu mengatasi bertambahnya persoalan yang dirasakan masyarakat Indonesia akibat pandemik.
"Di Indonesia, anggota parlemen sudah menggunakan cara-cara baru di dalam kenormalan baru untuk memastikan tugas DPR dapat terus berjalan dengan lancar dan produktif, termasuk menggunakan kombinasi metode virtual dan tatap muka dalam pelaksanaan rapat," tuturnya.
Puan menjelaskan, DPR RI juga telah mengembangkan Sistem Informasi Legislasi di website atau laman DPR yang dapat dengan mudah digunakan siapa pun yang mengaksesnya. Menurut dia, DPR juga hadir di media sosial dalam bentuk saluran layanan pengaduan mobile dan daring agar rakyat dapat lebih mudah menyampaikan aspirasinya.
Namun, Puan menegaskan bahwa DPR akan terus melakukan inovasi dan terobosan demi memberi dampak positif bagi masyarakat.
"Badan Legislasi DPR juga telah menggunakan mekanisme partisipasi publik online dalam pembahasan RUU yang menjadi usulan DPR. Para pakar, akademisi, think-tank, dan organisasi masyarakat bisa mengambil bagian dalam proses ini," ujarnya.
Dia menegaskan, parlemen di Indonesia yakin bahwa masih banyak lagi cara-cara baru yang diterapkan untuk menjembatani kesenjangan antara parlemen dengan rakyat.
Puan yang hadir pada sesi ketiga didampingi Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) Charles Honoris.